Eramuslim – Meskipun Indonesia mendapat penghargaan penyelenggara ibadah haji terbaik pada tahun 2017, masih ada saja jamaah haji yang hilang. Hal ini menyebabkan Kementerian Agama melakukan evaluasi terkait hal ini, dan berencana menerapkan gelang ber chip atau GPS di musim mendatang.
Sekjen Kemenag Nur Syam mengatakan, gelang ini diperlukan untuk memudahkan pemantauan keberadaan jamaah haji Indonesia.”Jadi saat kesasar atau pisah dengan rombongannya, bisa langsung ditemukan,” ujarnya, Senin (7/11).
Sebelumnya, penerapan gelang ini juga diusulkan oleh Komisi Pengawas Haji Indonesia (KPHI). Ketua Samidin Nashir mengatakan, banyaknya jamaah haji yang hilang tahun ini dikarenakan pemerintah Indonesia belum bisa menggunakan tekonologi dengan baik.
“Kemarin kan ada tiga gelang, tapi itu tidak yang terkonek dengan GPS, sehingga ketika jamaah hilang tidak ada yang tahu jamaahnya ke mana. Wong sekarang sudah zaman digital masak gak ada kemajuan di situ. Jika ada GPS-nya kan gampang mencarinya,” ujar Samidin saat dihubungi Republika, Rabu (1/11).
Sebagai informasi, Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah saat ini sedang menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Evaluasi Penyelenggaraan Ibadah Haji 1438H/2017M di Jakarta. Acara ini dibuka pada Senin (6/11) kemarin dan akan berlangsung hingga Rabu (8/11) besok.
Rakernas Evaluasi ini mengangkat tema “Untuk Penyelenggaraan Haji yang Lebih Baik”. Acara rakernas ini dihadiri seluruh Kakanwil Kemenag Provinsi se-Indonesia, Kabid Haji di Kanwil, UPT Asrama haji, pejabat eselon II dan III Ditjen PHU, Dubes RI di Saudi, KJRI Jeddah, serta staf teknis Kantor Urusan Haji (KUH). (Ihram/Ram)