Kesempatan memang harus dimanfaatkan sebaik-baiknya, karena mungkin saja tidak akan terulang kembali setelah itu. Kata-kata itu mempunyai arti mendalam bagi H. Hanafi, salah seorang penjual baju muslim dan perlengkapan sholat, di area Asrama Haji, Pondok Gede, Jakarta Timur.
Hanafi Mengaku omsetnya tahun haji 1427 Hijriah menurun hingga 70 persen dibandingkan tahun sebelumnya. "Selama musim haji tahun ini, kalau dibanding tahun lalu lebih banyakkan yang kemarin, pokoknya sangat menurun sekali," ujarnya.
Menurutnya, tidak adanya jamaah haji dari Bandung yang menggunakan embarkasi Jakarta-Pondok Gede, salah satu penyebab yang mengurangi pemasukannya. Selain itu mutasi dijajaran pimpinan asrama haji, juga mempengaruhinya, bahkan untuk tahun ini saja pedagang hanya dibatasi sebanyak 25 kios.
"Tahun ini hanya dibatasi 25 kios saja, kalau dulu meluas seluruh lapangan tempat parkir pengantar jamaah haji itu saja penuh," tukas nya yang mengaku sudah menyemarakan keberangkatan haji sejak tahun 1990.
Lebih lanjut Hanafi menyatakan, dengan uang penghasilannya berdagang sepanjang tahun 90-an itu, dirinya bisa mendapatkan kesempatan menunaikan ibadah haji pada tahun 2003.
"Kalau dulu tiap tahunnya, kita ‘panen’, tapi setelah tahun 2000 sampai sekarang biasa saja, malah sepi," kata Haji Hanafi yang berdagang dikala musim haji saat ini, untuk mengisi kekosongan kegiatan setelah hari raya Idul Fitri berakhir.
Hanafi mengaku, untuk menyewa kios sekitar 1×2 meter selama dua bulan, harus mengeluarkan kocek sebesar 1,7 juta rupiah, harga ini lebih tinggi dibanding tahun lalu yang hanya 1 juta saja.
Berdasarkan pemantauan eramuslim, suasana parkiran asrama haji memang terlihat kurang semarak dengan berkurangnya jumlah pedagang, para pengantar yang biasanya memanfaatkan kesempatan itu untuk berbelanja tampak tak berminat mendekati kios-kios. Kebijakan itu mungkin saja dibuat untuk menghilangkan kemacetan yang menjadi rutinitas tahunan di Jl. Raya Pondok Gede setiap musim haji tiba. (novel)