Musdah Mulia Banyak Dikecam Mahasiswanya Sendiri

Kendati menjadi guru besar dan dosen di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tidak menyurutkan mahasiswa UIN Jakarta mengecam tindakan Musdah Mulia. Salah seorang mahasiswa UIN yang mengirim sms ke Eramuslim.com, 1/06/2011, menilai Musdah Mulia sudah tidak bisa dipandang intelek dan telah kehilangan akhlak

“Profesor kok tidak intelek, memang beginilah akibat hilangnya akhlak,” ujar salah seorang mahasiswa Tafsir Hadits Fakultas Ushuluddin dan Filsafat berinisial S.

Lain lagi dengan salah seorang Mahasiswa UIN di Group 50 Juta Dukung Umi Kaltsum, yang membuat pernyataan bahwa banyak mahasiswa UIN sudah muak dengan pemikiran Guru Besar yang lulus dengan disertasi Muhammad Husain Haikal tersebut.

“Saya mahasiswa UIN Jakarta mendukung antum (Umi Kaltsum, red.). Sudah banyak mahasiswa UIN yang muak dengan pemikiran Bu Musdah gak mulia itu.”

Selama ini UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memang sering mendapat cerita miring akibat dosen-dosen di kampus yang terletak di Ciputat tersebut aktif menyuarakan pemikiran Liberal.

Nama-nama seperti Azyumardi Azra (Direktur Sekolah Pasca Sarjana), Komaruddin Hidayat (Rektor), Zainun Kamal (Dekan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat), Abdul Moqsith Ghazali (Dosen Fakultas Syariah dan Hukum), juga tidak ketinggalan Musdah Mulia sendiri sering mendapat cap sebagai perusak Islam akibat gagasan-gagasannya yang mendobrak pemahaman Islam.

Pada tahun 2004 sendiri, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sempat heboh setelah Ustadz Hartono Ahmad Jaiz mengeluarkan buku dengan judul menantang, “Ada Pemurtadan di IAIN”

Buku tersebut mengungkap fakta banyaknya mata kuliah dan pengajaran yang diselenggarakan di UIN yang justru mengantarkan mahasiswanya murtad dari Islam.

Uniknya pada tahun 2004 saat bedah buku itu, acara yang semula diadakan di Fakultas Ushuluddin dan Filsafat sampai harus dipindahkan ke Mesjid Student Center UIN, karena tidak muat menampung animo pengunjung yang berjumlah hampir seribu. Mahasiswa UIN pun kala itu banyak yang mengamini temuan Ustadz Hartono Ahmad Jaiz, dan tidak sedikit mahasiswa liberal yang menolak. (pz)