Eramuslim.com – Sehelai kain putih yang diikat di tongkat besi tampak bertengger di pagar rumah politisi Demokrat, Taufik Rendusara. Bukan tanpa maksud, itu adalah wujud kemarahannya terhadap penanganan pandemi Covid-19 oleh pemerintah.
Gerakan bendera putih telah banyak digunakan sebagai simbol menyerah. Misalnya warga Malaysia yang menggunakan bendera putih untuk menyatakan kesulitan di tengah pandemi. Warga yang memasang bendera putih di depan rumah memberikan sinyal bahwa mereka membutuhkan bantuan makanan.
Namun bendera putih juga memiliki makna lain, yaitu sebagai simbol perlawanan.
“Bendera putih tidak selamanya sebagai simbol menyerah, tapi perlawanan perang,” ujar politisi yang kerap dipanggil Tope itu, kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (8/7).
Tope menjelaskan, bendera putih digunakan sebagai simbol komando militer oleh tentara Prancis dalam Perang Revolusi Amerika.
Makna perlawanan itu lah yang dipakainya untuk menginisiasi gerakan #KibarkanBenderaPutihAja di akun Twitter pribadinya.
“Bendera putih malam ini saya kibarkan sebagai pesan dari rakyat, bahwa pemerintah Jokowi tak berguna lagi bagi rakyat,” cuitnya.
Menurut Tope, saat ini pemerintah telah gagal melindungi rakyat. Langkah-langkah yang diambil terbukti tidak berhasil menghilangkan pandemi Covid-19.
Mengkritisi kebijakan-kebijakan pemerintah yang tidak jelas dalam penanganan Covid-19, ia melanjutkan, bendera putih merupakan pesan bahwa rakyat kebingungan.
Bahkan di tengah pemberlakuan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat saat ini, rakyat diharuskan berjuang sendiri.
“Hari ini, yang sakit Covid sekeluarga, ke rumah sakit nggak bisa, duit nggak punya, makan gimana?” tuturnya, menceritakan kegiatan ketika menyambangi warga yang melakukan isolasi mandiri di Jakarta.
“Kami, rakyat, berjuang sendiri. Tuan-tuan, puan-puan kalau sakit bisa cari rumah sakit yang bagus, kami rakyat?” pungkasnya. (rmol)