Empat kandidat Ketua Umum DPP PBR yaitu Zaenal Ma’arif, Dja’far Badjeber, Bursah Zarnubi, dan Ade Daud Nasution, Rabu (12/4) siap menggantikan KH Zaenuddin MZ. Dalam acara “Debat Kandidat Calon Ketum PBR RI” yang diselenggarakan Forum Komunikasi Masa (FKM) di Gedung MPR/DPR RI Jakarta, mereka beradu visi dan misi untuk memenangkan pertarungan pada Muktamar PBR pasca konflik pada 22—26 April 2006 mendatang di Sanur Bali.
Dalam kesempatan tersebut, Dja’far Badjeber kembali membuka masalah lama yang membuat PBR terpecah dan konflik. Dan, konflik tersebut menurutnya karena Zaenal Ma’arif saat Muktamar PBR di Jakarta itu dianggap telah melanggar AD/ART dengan membuat Muktamar dan Pengurus PBR tandingan.
Padahal, kalau terbukti kalah dalam muktamar tersebut seharusnya tidak berbuat demikian. Karena itu Dja’far Badjeber berharap Muktamar PBR di Sanur Bali mendatang itu tidak akan ada konflik lagi meski ada pihak-pihak yang merasa tidak puas dengan hasil Muktamar tersebut.
“Kami (Dja’far, Bursah, dan Ade) adalah calon yang tidak terlibat konflik. Untuk itu seharusnya Pak Zaenal yang terlibat konflik itu mundur lebih baik,” ujar Dja’far lagi. Bursah Zarnubi pun berjanji jika dirinya terpilih sebagai Ketum PBR nanti tetap akan mempertahankan Zaenal Ma’arif sebagai Wakil Ketua DPR RI karena dia dianggap sebagai simbol PBR.
Bursah mengatakan, ”Saya akan menolak upaya amandemen Susduk MPR/DPR yang akan menggoyang kedudukan pimpinan DPR RI yang sekarang ini. Jadi, Pak Zaenal tidak perlu khawatir, kalau saya terpilih tidak akan membunuh kedudukan orang."
Sementara itu, Ade Daud Nasution menyatakan kedua kelompok PBR (Zaenal Ma’arif dan Zainuddin) sama-sama melanggar AD/ART partai. Untuk itu dirinya tidak terlibat ke dalam kedua kubu PBR itu pasca konflik tersebut.
"Yang penting sebagai pimpinan PBR ke depan, harus mampu memperjuangkan partai yang tidak lolos electoral threshold (presentase minimal 2,5 persen) ini lolos mengikuti Pemilu 2009. Dan itu perlu pemimpin yang mampu lobi. Saya akui sayalah di antara kandidat ini yang mampu lobi,” tantang anggota Komisi I DPR RI yang dikenal vokal tersebut. (dina)