Ketua Partai Bintang Reformasi Zaenal Maarif meminta Muktamar partainya di Bali nanti diharapkan bisa menyelesaikan konflik internal, termasuk persoalan kepengurusan ganda DPW-DPC PBR di berbagai daerah. Alasannya, peserta muktamar yang diundang hadir di Bali adalah peserta muktamar hotel Sahid.
Demikian disampaikan fungsionaris PBR Zaenal Ma’arif kepada wartawan di ruang kerjanya, DPR, 13/02/2006. Dia menambahkan pasca Muktamar 24-26 April 2006, di Bali nanti, kepengurusan ganda PBR di daerah akan diselesaikan secara tuntas dan diusahakan bisa diakomodir,” ujarnya.
Oleh karena itu, ia berharap Muktamar kali ini tidak membawa persoalan lagi. Paling tidak ke depan, PBR diharap membawa angin segar bagi semua kader partai. Karena kalau terus konflik, partai tidak akan maju.
Menyinggung soal keseriusannya maju sebagai kandidat Ketua Umum PBR, Zaenal, menjelaskan untuk masuk bursa calon ketua umum PBR, yang bersangkutan harus mendapat dukungan resmi dalam bentuk surat tertulis dari hasil rapat DPW. Kecuali kalau hanya sekadar bakal calon.
Ketika didesak sudah berapa banyak DPW yang sudah memberikan dukungan resmi, Zaenal mengaku belum ada, tapi kalau dukungan berupa SMS dan lisan sudah banyak. Hanya saja, kalau dukungan berupa SMS dan lisan itu tidak bisa dijadikan patokan. Karena tatib Muktamar menginginkan dukungan resmi berupa pernyataan tertulis.
Menurutnya, persyaratan maju kandidat ketua umum itu harus mendapat dukungan resmi minimal 7 DPW. Persyaratan itu sudah menjadi konvensi dan kesepakatan Muktamar.
Ditanya kapan deklarasi resmi untuk maju, Zaenal secara merendah belum bisa memberitahukan, karena masih banyak yang mesti dipersiapkan untuk menjadi kadidat. “Kalau sudah ada dukungan resmi, nanti saya beri tahu kapan deklarasinya,” paparnya. (dina)