Eramuslim.com -Pernyataan aktivis kemanusiaan Natalius Pigai tentang desain besar yang hendak menghancurkan wilayah Kristen di Indonesia dinilai telah kebablasan.
Pernyataan Pigai ini sendiri didasari kematian pendeta Yeremia Zanambani di Kabupaten Intan Jaya, Papua pada Sabtu (19/9). Di mana Persatuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI) masih meyakini Pendeta Yeremia diduga ditembak TNI, bukan oleh pasukan TPNPB-OPM. Keyakinan itu didasari pada keterangan penduduk lokal.
Mujahid 212, Damai Hari Lubis mengingatkan mantan komisioner Komnas HAM itu untuk tidak kebablasan dalam menilai sebuah peristiwa. Apalagi jika sebatas dugaan kepada oknum dari institusi tertentu.
“Jangan kebablasan. Kami berharap Anda lebih objektif,” ujarnya kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (25/9).
ne
Menurut ketua Aliansi Anak Bangsa (AAB) ini, jika ada petugas yang salah, maka Pigai cukup melakukan protes untuk bahan koreksi. Tapi jangan langsung mengaitkan hal itu dengan agama.
“Jangan melebar ke ranah agama,” tegasnya.
Keberatan ini bukan tanpa sebab. Pasalnya, yang menjadi korban kriminalisasi, bukan kelompok Kristen saja. Umat Islam yang mayoritas di negeri ini juga sering.
Bahkan teranyar, aksi penusukan menyasar penceramah kondang dari tanah suci, Syekh Ali Jaber di Lampung.
“Jadi saya keberatan sebagai komunitas muslim!” demikian Damai. (Rmol)