Keputusan pemerintah memberikan kesempatan bagi pengikut Ahmadiyah untuk menjalankan 12 pernyataan tentang pokok alirannya itu cara yang tidak mudah, karena dibutuhkan kejujuran dari pihak Ahmadiyah yang telah mengaku bertobat. Hal tersebut disampaikan oleh Ketua MUI H. Amidhan dalam acara Silaturahmi dengan Pejabat Thailand Selatan, di Sekretariat PP Muhammadiyah, Jakarta, Rabu(23/1).
Menurutnya, ada dua tujuan yang terkandung oleh fatwa MUI tentang Ahmadiyah sesat itu yakni pertama, untuk mengingatkan umat Islam, pada agar tidak terperosok ke dalam Ahmadiyah. Yang kedua tujuannya menghimbau, kepada yang sudah masuk Ahmadiyah, agar mereka bisa kembali kepada ajaran yang benar.
"Pemerintah menggunakan cara yang kedua agar mereka kembali, tapi itu tidak mudah mereka harus jujur, "ujarnya.
Selain itu, apabila Ahmadiyah benar-benar bertobat lanjut Amidhan, buku-buku dan literatur yang berisi tentang ajaran yang menyimpang itu juga harus ditarik dari peredaran, ataupun di bakar.
"Kalau itu tidak dilakukan ya sama saja tidak jujur dong, sama aja bohong. Jadi sebenarnya, konsekuensinya berat sebetulnya. Dan yang juga menjadi pertanyaan dari umat itu, mereka belum menyatakan, bahwa mereka dari segi keyakinan belum putus dengan khilafahnya di London, "tandasnya.
Di tempat yang sama, Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin meminta, umat Islam berhusnudzon dan mengawasi komitmen Ahmadiyah terhadap pernyataan yang sudah dikeluarkannya pekan lalu, bahwa JAI tidak menyimpang dari ajaran Islam.
"Kita perlu berhusnuzon, marilah kita terima sambil kita awasi. Benarkah pihak Ahmadiyah, secara konsekuen dan konsisten mengamalkan itu. Jadi sebaiknya kita beri kesempatan dululah, kepada mereka yang kebetulan sudah menyampaikan secara tertulis itu. Sambil kita awasi, kita lihat perkembangan, "ujarnya.
Namun, tambah Din, seandainya tidak benar ini akan menjadi catatan penting tentang tidak konsistenan para pengikut JAI. (novel)