Meskipun pemerintah belum menetapkan awal Ramadhan 1428 Hijriah, berdasarkan perhitungan rukyah maupun hisab, awal bulan Ramadhan tahun ini jatuh pada tanggal 13 September. Hal tersebut disampaikan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) KH Thoha Abdurrahman, Senin(3/9).
"Hasil perhitungan organisasi Islam besar seperti Muhammdiyah maupun Nahdlatul Ulama (NU), juga menetapkan awal bulan puasa tanggal 13 September"ujarnya.
Menurutnya, berdasarkan perhitungan rukyah atau melihat bulan dengan mata telanjang, maka pada Rabu (12/9) malam bulan sudah terlihat besar di atas ufuk, atau berada di posisi dua derajat. Dengan demikian, hari Kamis 13 September 2007, umat Islam akan bersama-sama memulai ibadah puasa Ramadhan.
Mengenai kemungkinan penetapan Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal berbeda, Thoha menyatakan, hal itu bisa saja terjadi, karena berdasarkan rukyah, pada Jumat malam (13/10) bulan masih tampak kecil di atas ufuk, atau belum terlihat besar. "Jadi nanti terserah pemerintah yang menetapkannya, "katanya.
Ia mengingatkan, kemungkinan adanya perbedaan dalam penentuan kalender hijriah ini, seharusnya disikapi dengan ketegasan pemerintah di dalam menetapkan Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1428 H/2007 M, sehingga tidak membingungkan umat Islam.
"Misalnya tahun ini pemerintah menetapkan Hari Raya Idul Fitri dengan perhitungan hisab, dan tahun depan dengan perhitungan rukyah. Jadi nantinya, tidak ada pihak yang merasa tidak digunakan perhitungan penetapannya, " katanya.
Thoha menambahkan, pemerintah hendaknya bisa menggunakan `ijtihad` dalam menetapkan Hari Raya Idul Fitri untuk mengurangi jurang perbedaan yang dikhawatirkan akan membingungkan umat Islam dalam melaksanakan sholat Id. Sebab dengan ijtihad, jika salah maupun benar tetap memperoleh pahala. (novel)