Eramuslim – Orang Islam yang sekitar 88 persen hanya menguasai 20 persen ekonomi nasional. Kondisi itulah, yang diubah dan dibahas dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Kota Bogor, Selasa (28/11).
“MUI ingin mendorong pemerintah agar lebih cepat dan menunjukkan keberpihakannya kepada umat Islam dengan membesarkan ekonomi syariah. Hal ini menjadi agenda pembahasan di Rakernas MUI,” ujar Muhyiddin kepada wartawan.
Sejak kemarin, MUI masa khidmat 2015-2020 menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) III di Hotel Sahira, Bogor, Jawa Barat, Selasa malam hingga Kamis (28-30/11/2017). Rakernas kali ini mengangkat tema “Meneguhkan Peran MUI dalam Menerapkan Islam Wasathiyah dan Arus Baru Ekonomi Indonesia”.
Selaku Ketua Steering Commitee Rakernas MUI, Muhyiddin Junaidi menjelaskan, hal ini perlu dilakukan agar kue pembangunan dinikmati oleh seluruh masyarakat, tidak hanya sekelompok orang.
Muhyiddin menjelaskan, sebelumnya MUI telah mengadakan kongres ekonomi umat yang membahas arus baru ekonomi Indonesia agar memberikan manfaat bagi mayoritas penduduknya. Dalam kongres tersebut ditekankan teori bottom up, yakni ekonomi dari bawah ke atas, tidak lagi top down yang ternyata ekonominya tidak mengucur ke bawah dan hanya dikuasai oleh segelintir orang. “Kami akan membahas hal tersebut,” ujarnya.