Eramuslim.com – Era Demokrasi dinilai tidak memberikan manfaat yang signifikan bagi umat Islam Indonesia yang mayoritas. Demikian dikatakan oleh Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin, di sela Rapat Pleno VIII Dewan Pertimbangan MUI, di kantor MUI Pusat, Jkarta, Rabu (18/5).
“Umat Islam seperti pendorong mobil mogok, tapi begitu mobil jalan dia ditinggalkan,” kata Din.
Din menjelaskan demokrasi Indonesia saat ini mengarah kepada liberalisme. Janji-janji manis selalu disampaikan oleh polisi untuk memikat umat. Namun begitu berkuasa umat seakan ditinggalkan.
Atas dasar itu, dia meminta siapapun agar tidak sekadar memanfaatkan suara umat Islam saja, selanjutnya tidak dipedulikan aspirasinya di kemudian hari.
“Islam jangan disingkirkan dari pentas politik,” kata Din.
Dalam sejarahnya, demokrasi memang sistem yang diciptakan oleh Yahudi, 400 tahun sebelum Plato lahir. Athena, yang dikatakan orang sebagai kota lahirnya sistem demokrasi pun tidak pernah menganutnya, karena yang berlaku di Athena adalah Oligarki. Sama seperti di Indonesia sekarang, demokrasi itu cuma mitos, yang ada dan yang berlaku sebenarnya Oligarki, yakni sekumpulan orang kaya menguasai negara dan rakyatnya yang miskin. Rakyat miskin dipelihara agar tetap bodoh agar penipuan orang-orang kaya ini tidak disadari oleh mereka. (ts)