eramuslim.com – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kick off di seluruh Indonesia sejak awal pekan kemarin atau Senin (6/1/2025).
Program yang bertujuan mengurangi ketimpangan akses pangan dengan memberikan makanan bergizi yang merata kepada seluruh kelompok sasaran ini diharapkan dapat mendukung tumbuh kembang yang optimal, mengurangi risiko kekurangan gizi, serta meningkatkan prestasi belajar dan produktivitas masyarakat.
Dengan pendekatan yang terintegrasi dan berkelanjutan, program ini dapat menjadi salah satu tonggak penting dalam menciptakan generasi yang lebih sehat dan berdaya saing.
Namun pandangan berbeda datang dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyarankan pemerintah menghentikan sementara program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Pasalnya program tersebut tidak merata karena masih banyak sekolah madrasah dan pondok pesantren (ponpes) belum menerimanya.
Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas menyarankan program itu dibatalkan, daripada menimbulkan kecemburuan sosial dan diskriminatif ke anak sekolah swasta.
“Kalau enggak berani menyesuaikan semuanya, batalkan. Kalau didiskriminasi ya dibatalkan saja, kalau misalkan alasannya enggak ada uang, ya batalkan saja,” tegas Anwar Abbas dikutip, Sabtu (11/1/2025).
Buya Anwar, sapaan akrabnya menyayangkan program MBG yang bagus itu belum merata dilakukan khususnya di sekolah pendidikan Islam.
Padahal, dana yang dikeluarkan negara terbilang besar. Jika pemerintah tidak mampu, Anwar juga menyarankan, program MBG diberikan ke anak yang kurang mampu saja.
“Pertanyaannya ada dana enggak? Ada? Ya kalau begitu seluruh anak Indonesia dikasih. Tapi kalau enggak bisa mengasih semuanya, ya batalkan saja. Atau tetap dilaksanakan, cuma diberikan kepada anak yang tidak mampu, setuju itu, bagus,” kuncinya.
(Sumber: Fajar)