Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin menyatakan, muktamar Liga Islam Se-Dunia diselenggarakan tepat waktu karena langsung terkait dengan dinamika eksternal umat Islam yang sangat cepat membawa perubahan berupa tantangan yang besar dan kompleks. Keadaan tersebut menuntut dinamika internal umat Islam yang menyatu baik atas dasar aliran teologis maupun orientasi politik masing-masing negara Islam.
Demikian siaran pers PP Muhammadiyah yang diterima pers di Jakarta, Senin (3/4). Muktamar Liga Islam Se-Dunia (Rabithah al-‘Alamin Islamy) yang berlangsung di Makkah al-Mukarramah, mulai 1 hingga 4 April mendatang, dibuka Putera Mahkota Saudi Arabia Pangeran Misy’al-bin Majid bin Abdul Aziz atas nama Raja Abdullah bin Abdul Azin. Muktamar ini mengangkat tema sentral Persatuan Umat Islam.
Menurutnya, faktor utama yang membawa umat Islam ke keadaan mundur adalah karena lemahnya kepemimpinan umat, yang antara lain, disebabkan egoisme bahkan fanatisme kelompok di kalangan internal umat Islam, di samping perbedaan pendekatan strategis menghadapi pemaknaan jihad.
"Liga Islam Se-Dunia belum sepenuhnya berfungsi sebagai pemersatu umat apalagi mendorong aktualisasi potensi besar umat Islam," ujar Din, yang juga Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Ia berharap, Liga dapat menampilkan diri sebagai organisasi dengan peran-peran strategis dalam mengajukan peradaban alternatif Islam menghadapi peradaban dunia dewasa ini.
Oleh karena itu, menghadapi tantangan dan masalah tersebut umat Islam sangat membutuhkan sebuah kepemimpinan yang memiliki kemampuan manajemen yang menggerakkan segala potensi besar umat Islam secara aktual dari segala lini secara sinergis. Kendati demikian, kata Din, Muktamar Liga Islam Se-Dunia kali ini merupakan permulaan yang baik untuk sebuah perjalan panjang bagi kemaslahatan umat Islam dan dunia. "Sekalipun sudah agak terlambat," tambahnya.
Mukhtamar yang diikuti 500-an tokoh ulama dan zuama seluruh dunia ini juga dihadiri tokoh-tokoh Islam Indonesia, yakni Menteri Agama Maftuh Basyuni, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah M. Din Syamsuddin, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Said Agil Siradj, dan ketua Umum Dewan Dakwah Islam Indonesia Husein Umar. (dina)