Muhammadiyah Minta Singapura Tidak Diskriminatif Pada Indonesia

PP Muhammadiyah meminta agar Pemerintah Singapura menghilangkan sikap diskriminatif terhadap Indonesia, sebab saat ini ada image negatif dari masyarakat Indonesia khususnya umat Islam telah melekat pada negara berlambang Merlion itu.

"Saya sampaikan terus terang kepada Dubes Singapura, bahwa image Singapura di Indonesia, terutama kalangan umat Islam buruk. Ada persepsi negatif khususnya umat Islam, pertama, Singapura terkesan arogan, mentang-mentang menjadi negara maju secara ekonomis, sering memandang rendah kepada Indonesia, yang kedua Singapura sering mejadi juru bicara negara adikuasa, yang ketiga singapura itu menjadi titik pijak masuknya Israel ke Indonesia, "jelas Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin usai bertemu dengan Duta Besar Singapura untuk Indonesia Ashok Mirpuri, di Gedung PP Muhammadiyah, Jakarta, Senin(20/8).

Menurutnya, untuk menghilangkan pandangan negatif dari masyarakat Indonesia, ini diperlukan dialog secara terbuka antara kedua negara yang bertetangga ini, sehingga tidak ada lagi kesalahan penilaian dari masyarakat menyangkut hal-hal yang kecil.

Din mengaku, sempat tersinggung terhadap perlakuan petugas imigrasi Singapura terhadapnya saat tiba di Bandara Changi-Singapura, di mana penumpang dari pesawat Indonesia di periksa ekstra ketat.

"Saya setiap ke Singapura dari Jakarta itu sering tersinggung, terluka, karena selalu diperiksa di Changi, itu hanya pesawat dari Jakarta, terakhir saya agak marah karena pemeriksaannya kurang sopan. Dan ternyata ini menimbulkan sakit hati di antara penumpang lainnya dari Jakarta, "ujarnya.

Perlakuan diskriminatif itu, lanjut Din juga menimpa para tenaga ahli yang akan bekerja di Singapura, negara tersebut terkesan hanya mau menerima tenaga kerja yang tidak profesional dari Indonesia, sementara Singapura menerima tenaga ahli yang berasal dari Filipina dan Thailand.

Menanggapi anggapan perlakuan diskriminatif dalam hal keimigrasian, Dubes Singapura Ashok Mirpuri berkilah, pengamanan dan antisipasi kegiatan teroris bukan hanya diberlakukan kepada pendatang dari Indonesia, namun kepada seluruh WNA yang transit di Singapura.

"Kita harus berhati-hati dengan ancaman terorisme, bukan hanya Singapura tapi seluruh Asia Tenggara dan sudah lama kita kerjasama dengan Indonesia, jadi kita harus menjaga keamanan di mana-mana, " katanya. (rz/novel)