Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dijadwalkan akan membuka secara resmi pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Quran Nasional (MTN) XXII, di Serang, Banten, 17-24 Juni 2008. Hal itu diungkapkan Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah dalam presentasi persiapan MTQN XXII, dihadapan Menteri Agama, di Kantor Departemen Agaman, Jakarta, Jumat (30/1).
Menurut Ratu Atut, seluruh persiapan berjalan lancar sesuai jadwal, Arena utama MTQN yang berlokasi di Kawasan Pusat pemerintahan Provinsi Banten (KP3B) sudah hampir final. "Insya Allah akhir bulan Mei ini sudah selesai 100 persen, " ujar Atut.
Menyangkut akomodasi dan transportasi untuk kafilah, kata Ratu Atut, sudah dipersiapkan dengan baik. Sebagian besar kafilah akan menggunakan hotel-hotel yang berada di kawasan pantai Anyer. Diperkirakan, kafilah dari 33 propinsi berjumlah 1386 orang, ditambah 113 hakim dan 12 orang tim pengawas.
Ratu Atut menambahkan, sistem penilaian musabaqah akan menggunakan dukungan teknologi informasi, sehingga nilai seorang peserta akan langsung diketahui melalui screen sesaat setelah tampil. "Ini dilakukan untuk menghapus adanya dugaan rekayaa pemberian nilai yang dilakukan para hakim, "ujar Atut.
Cabang yang diperlombakan dalam MTQN XXII ini, lanjut Ratu Atut, terdapat 7 cabang terdiri golongan Tilawah Al-Quran, Hidzil Quran, Tafsir Al-Quran, Khat Al-Quran, Fahmil Quran, Syahril Quran dan menulis kandungan Al-Quran masih bersifat eksibisi.
Menag juga berpesan sesuai dengan tujuan utama MTQ untuk dakwah dan syiar Islam, maka penyelenggaraan MTQ ini agar dijauhkan dari suasana hura-hura terlebih dalam suasana seperti sekarang ini.
"Saya melihat dari persiapan cukup memadai, karena itu, seperti saran saya yang lalu supya tetap mengutamakan kesederhanaan, dan setelah itu prasarana yang digunakan bisa dimanfaatkan, " jelasnya.
Pada kesempatan tersebut, Menag berharap dalam penyelenggaraan panitia didaerah tidak mengulur waktu, mengingat jadwal Presiden yang akan membuka MTQN dan Wapres Jusuf Kalla yang akan menutup acara sangat padat.
"Perkembangan negara saat ini membuat pekerjaan Kepala Negara cukup padat, sehingga sulit untuk menjadwal ulang kedatangan Presiden dan Wapres, " pungkasnya.(novel)