MMI Minta TNI/Polri Latih Relawan Jihadnya

Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) berharap agar TNI dan Polri memberikan pelatihan militer kepada para relawan jihad yang siap berangkat ke Libanon dan Palestina. Sebab, keahlian tersebut merupakan hak setiap warga negara.

Ketua Data dan Informasi MMI Ustadz Fauzan Al-Anshori di Jakarta, Senin (14/8) mengatakan, untuk keperluan kegiatan tersebut, MMI DKI Jakarta akan membuat surat permintaan resmi kepada TNI dan Polri agar bersedia memberikan pelatihan militer kepada sedikitnya 500 anggota laskar MMI yang siap berjihad di Palestina dan Libanon.

"Sebagai warga negara, kita ingin mendapat hak untuk memiliki keahlian militer tersebut untuk mendukung perjuangan rakyat Libanon dan Palestina. Karenanya, kita perlu transparan dan secara terbuka meminta bantuan itu," kata Fauzan.

Menurutnya, MMI siap membantu Palestina dan Libanon sesuai dengan politik luar negeri Indonesia yang mengharuskan agar Indonesia berperan aktif dalam menciptakan perdamaian dunia.

Tapi, aku Fauzan, para relawan MMI tidak mempunyai keterampilan menggunakan persenjataan militer dan peralatan tempur lainnya sehingga perlu pelatihan khusus.

Ia mengungkapkan, hingga saat ini pihaknya belum melakukan pembicaraan mengenai hal itu baik dengan pihak TNI maupun Polri. Namun, MMI sangat berharap kedua institusi itu bersedia mengabulkan permintaan MMI.

Ia menambahkan, saat ini sudah ada sekitar 500 relawan yang merupakan anggota laskar MMI yang siap berjihad di Palestina dan Libanon. "Itu belum termasuk relawan dari luar yang mendaftarkan diri dan diseleksi oleh MMI," katanya.

Soal rencana keberangkatan relawan jihad MMI ke Palestina dan Libanon, kata Fauzan, pihaknya saat ini telah melakukan proses negosiasi dengan pihak Kedubes Palestina dan Libanon di Jakarta, di samping terus melakukan penggalangan dana untuk keperluan tersebut. (dina)