Eramuslim – Di era keterbukaan dan teknologi sekarang ini, media sosial dan internet menjadi wahana terfavorit bagi siswa atau mahasiswa mempelajari ilmu agama Islam, selain belajar formal di sekolah ataupun universitas dan lembaga pengajian.
Kesimpulan ini diperoleh Direktur Pusat Peneliti Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Jakarta, Saiful Umam, dalam dialog dan rilis survei “Api Dalam Sekam Keberagaman Gen Z” di Hotel Le Meridien, Jakarta, Rabu (8/11) kemarin.
“Siswa dan mahasiswa yang menjadi responden survei menunjukkan angka 54,37 persen belajar pengetahuan agama Islam melalui internet baik itu sosial media, blog ataupun website lainnya,” jelas Saiful.
Saiful menilai perkembangan teknologi telah membuat tempat belajar berganti. Terutama di masyarakat yang sudah tergolong urban, pelajaran agama lebih banyak didapat dari “guru online”.
“Perubahan pola belajar ini kalau dulu ada kiai pesantren, maka karena sekarang sudah zaman online yang menjadi fenomena adalah kiai google,” imbuhnya.
Sementara posisi kedua yang menjadi sumber pembelajaran Agama Islam adalah buku atau kitab (48,57 persen) dan melalui televisi 33,73 persen. Majelis ta’lim menarik minat 17,11 persen responden.
Survei PPIM UIN Jakarta dilakukan pada 1859 siswa dan mahasiswa beragama Islam di 34 provinsi seluruh Indonesia pada 1 September-7 Oktober lalu. Sampel siswa dan sekolah dipilih dengan metode proportional sampling. (Rmol/Ram)