Masyarakat Jakarta dan sekitarnya, serta beberapa daerah di wilayah bagian barat Indonesia dapat kembali menikmati fenomena alam gerhana bulan total pada tanggal 4 Maret 2007 mendatang.
Gerhana bulan itu terjadi pada saat bulan memasuki bayang-bayang inti bumi (Umbra Bumi), karena pada umumnya benda gelap seperti bumi dan bulan apabila terkena cahaya matahari akan memiliki bayang-bayang, yaitu bayang-bayang samar dan bayang-bayang inti.
Hal itu dikatakan Petugas Planetarium dan Observatorium Jakarta Sugiarto ditemui eramuslim, di Jakarta, Selasa(27/2).
"Pada saat tanggal 4 Maret itu bulan akan memasuki wilayah bayang-bayang inti, itu berarti gerhana bulan total, "ujarnya.
Ia menjelaskan, bulan pertama kali menyentuh bayang-bayang samar bumi yang dikatakan vase Pertama (P1) akan terjadi pada pukul 03. 16 WIB dini hari, lalu kemudian memasuki dibayang-bayang samar bumi (awal parsial/U1) pada pukul 04. 29 WIB, selanjut memasuki bayang-bayang inti bumi (umbra bumi/U2) pada pukul 05. 43 WIB, dan puncaknya (MID) pada pukul 06. 20
Fenomena gerhana bulan diperkirakan akan berlangsung pada pukul 03. 16 WIB sampai pukul 09. 25 WIB. Namun yang dapat dilihat hanya sebelum matahari terbit dan sebelum bulan terbenam, di mana pada hari itu matahari terbit pada pukul 05. 58 WIB, dan bulan terbenam pada pukul 06. 02 WIB.
"Kita hanya bisa menikmati gerhana bulan total sebentar sekali, belum lihat MID-nya sudah keburu matahari terbit, " katanya.
Sugiarto mengatakan, gerhana bulan ini cukup aman dinikmati tanpa menggunakan filter, bagi masyarakat yang memiliki fasilitas teleskop dan teropong dapat digunakan untuk melihat pemandangan itu. Tetapi bagi yang tidak mempunyai peralatan tersebut, Planetarium memberikan fasilitas dan kesempatan kepada masyarakat umum untuk mengamati bersama-sama fenomena alam gerhana bulan tanpa harus dipungut biaya.
"Akan dibuka pada saat kita mulai meliputnya pada pukul 03. 16, masyarakat boleh mencoba, karena kita akan membuka beberapa teropong dilantai dua untuk melihat langsung ke bulan, dan bagi yang bosan meneropong, bisa melihat pergerakan itu dilayar besar yang dipasang diruang tunggu, " jelasnya. Ia berharap cuaca pada malam itu cerah tidak hujan, sehingga tidak terhalang awan mendung.
Ia mengaku, sudah beberapa kali Planetarium memberikan kesempatan untuk meneropong kejadian alam bagi masyarakat, baik yang mengerti ilmu astronomi maupun yang tidak mengerti, sangat antusias dengan kesempatan yang diberikan. (novel)