Pelaksanaan Milad ke-10 Front Pembela Islam (FPI) berbeda dibanding tahun sebelumnya, di mana perayaan itu tidak diikuti oleh Ketua Umum FPI Habib Rizieq Shihab, yang saat ini masih mendekam ditahanan Markas Polda Metro Jaya. Milad ke-10 itu diperingati anggota dan simpatisan FPI dengan melakukan konvoi kendaranaan bermotor dari Markas FPI di Petamburan, Jakarta Barat menuju Istana Negara, Jakarta Pusat, dengan mengusung tuntutan pembubaran Ahmadiyah dengan Keppres dan pembebasan Pimpinan FPI Habib Rizieq Shihab.
"Habib Rizieq wajib dikeluarkan. Kami meminta guru kami untuk dikeluarkan. Kami Umat Islam akan tetap terus menuntut pembubaran Ahmadiyah sampai tetes darah penghabisan. Allahuakbar, " tegas Anggota Dewan Syuro FPI Misbachul Annam di sela-sela aksi di depan Istana, Jakarta, Rabu (27/8).
Wakil Ketua Bidang Dakwah FPI Awit Mahsum menegaskan, selama ini FPI hanya dipandang dari sisi negatifnya saja oleh media baik dalam maupun luar negeri. Padahal ada sisi positif yang dilakukan sepanjang keberadaan sebagai salah satu ormas Islam ditanah air.
"Ini sesungguhnya kedzaliman dari media cetak dan elektronik yang tidak pernah diungkap, jadi yang diungkap hanya masalah-masalah kekerasan saja.Tapi kita sudah biasa menghadapi itu, " katanya.
Ia juga meluruskan stigma negatif yang terus mendera organisasi dan pemimpinnya yang sedang terkena dampak kasus kerusuhan monas 1 Juni lalu.
Awit menyatakan, untuk kasus yang berhubungan dengan pembelaan terhadap tegaknya syariah Islam, penjara bukanlah tempat yang nista, bahkan Nabi Yusuf AS, dan Buya Hamka sekalipun merupakan ulama kharismatik pernah mendekam dipenjara.
"Jangan dianggap penjara itu tempat yang nista, yang tidak diridhoi Allah. Di Indonesia penjara itu justru kadang-kadang tempatnya orang bersih Karena itu kita katakan pada umat, Habib Rizieq adalah orang yang hebat di mana saja, dan yang paling tangguh, " tandasnya.
Selain diikuti oleh massa FPI dari Jakarta, aksi damai di depan Istana juga diikuti oleh anggota FPI dari Bekasi Raya, Gerakan Reformasi Islam (Garis) dari Bandung, serta Front Pemuda Islam Surakarta (FPIS) yang jumlah ratusan orang. Mereka juga menuntut pembubaran Ahmadiyah dengan Keppres. Dalam aksi mereka membawa poster antara lain bertuliskan, Ahmadiyah Tidak Dilarang Kita Perang, SKB Ahmadiyah Banci, Bubarkan Ahmadiyah Harga Mati.
Selain itu juga di antara kerumunan massa FPI yang bernuansa putih itu tampak beberapa pedagang yang menjual pin, peci, serta poster, stiker bergambar Habib Rizieq, dan VCD ceramah Habib Rizieq. Untuk poster dan VCD dijual dengan harga berkisar 10-20 ribu rupiah, sedangkan stiker 5 ribu rupiah per tiga buah. Pedagangnya mengaku sebagian hasil penjualan diserahkan kepada keluarga Habib Rizieq. (novel)
.