Eramuslim.com – Ustaz Adi Hidayat mengatakan terdapat dua metode yang bisa digunakan dalam penentuan Hari Raya Idul Fitri atau 1 Syawal. Metodologi tersebut adalah rukyat dan hisab.
Metode rukyat adalah metode yang biasa dipraktekkan pada zaman Nabi SAW, termasuk dalam menentukan waktu-waktu ibadah harian seperti shalat. Dikatakan, metode rukyat sudah menjadi tradisi di era Nabi karena sesuai dengan kemampuan masyarakat pada saat itu.
“Kenapa rukyat? Karena memang pada umumnya di zaman Nabi, masyarakatnya memang tidak bisa membaca, menulis, apalagi menghitung secara kompleks,” ujar Ustaz Adi Hidayat.
Ini dijelaskan dalam sabda Rasulullah saw,
“Kita adalah umat yang ummi, tidak menulis dan tidak menghitung. Bulan itu demikian dan demikian, yakni suatu kali 29 hari dan suatu 30 hari”. (HR. Bukhari)
Sementara, metode hisab adalah metode perhitungan yang kompleks dan detail dengan tingkat akurasi yang tinggi. Sehingga baru bisa dipraktekkan di era modern saat ini dengan menggunakan teknologi canggih serta SDM yang memumpuni.
Adapun isyarat-isyarat di Al-Quran yang menunjukkan diterimanya metode hisab ini meski Rasulullah SAW tidak pernah mempraktikannya.
“Jika Anda memang merasakan mudah, silahkan praktikkan karena kami, kata nabi, dulu pada umumnya nggak bisa ngitung. Maka bagi yang mudah untuk itu (hisab) silakan praktikkan. Baik menggunakan hisab ataupun rukyat, prinsipnya adalah merasakan kehadiran Ramadhan,” ujar UAH.
“Jadi baik rukyat atau pun hisab pada dasarnya metodologi untuk menetapkan. Dipilih untuk memudahkan bukan untuk diperselisihkan,” ungkapnya.
(Fajar)