Presidium Medical Emergency Rescue Committe (MER-C) Joserizal Jurnalis menilai, masyarakat Indonesia belum sadar akan bahaya pencurian virus oleh negara asing, karenanya perlu dilakukan kampanye untuk menyadarkan masyarakat, dan juga termasuk jajaran pemerintah.
"Pencurian virus ini lebih sadis dari teroris, ini the real terrorist, kita akan lakukan kampanye di masyarakat tentang ini, " ujar Jose dalam pernyataan persnya, di Kantor Sekretariat MER-C, Jakarta, Senin(10/3).
Menurutnya, selain melalui media dan selebaran, kampanye tentang bahaya pencurian virus ini akan dilakukan upaya pendekatan melalui kegiatan ceramah oleh tokoh-tokoh agama.
MER-C juga akan beraudiensi dengan lembaga terkait seperti Departemen Kesehatan, Departemen Pertanian dan Departemen Pertahanan.
"Kita akan sampaikan kepada Dephan bahwa perang itu bukan hanya dengan M-16 saja, tetapi ada ancaman senjata biologi dan nuklir. Karena itu tidak bolah lagi ada hal yang tertutup terhadap dua hal ini, " lanjut Jose.
Dalam kesempatan itu, Ia menyampaikan dukungan terhadap pendapat Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari tentang mekanisme yang transparan dalam pengiriman virus, utamanya virus flu burung.
"Kita ingin mengubah paradigma. Virus yang berkaitan dengan orang banyak itu harus untuk keselamatan umat, tidak boleh dibisnisakan secara brutal oleh perusahaan farmasi, " tandasnya.
Sebelumnya, pemberitaan sempat digemparkan dengan buku berjudul "Saatnya Dunia Berubah" yang ditulis Menkes RI, di mana didalamnya mempertanyakan mengapa sampel virus flu burung Indonesia bisa sampai ke Laboratorium Los Alamos, di bawah Kementerian Energi AS yang dikenal sebagai lab untuk memproduksi senjata kimia dan biologi AS. Dan pihak AS tidak setuju dengan isi buku tersebut. (novel)