Eramuslim – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution berbagi cerita soal awal mula pemerintah bakal mengimpor jagung sebanyak 100 ribu ton.
Menteri Darmin sempat mempertanyakan usulan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman perihal impor jagung. Padahal, di saat yang sama, Amran berujar Indonesia mengalami surplus produksi jagung.
“Dia mengusulkan perlu impor jagung, saya juga tanya, ‘katanya surplus?’ Akhirnya dijawab karena harganya naik,” ujar Darmin di kantornya, Rabu (7/11) malam.
Padahal, berdasarkan pemahaman Darmin, naiknya harga biasanya disebabkan oleh kurangnya stok. Namun, ia berujar perihal produksi jagung dan peternakan ayam adalah kewenangan Menteri Pertanian. “Mereka yang paling tahu,” kata Darmin.
Dalam perbincangannya dengan Amran itu, Darmin mengatakan koleganya itu juga telah menunjukkan beberapa dokumen, salah satunya surat dari petani. Itu akhirnya menjadi dasar Darmin sepakat dengan usul tersebut. “Saya bilang, ‘oke kalau begitu’,” kata dia.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian Syukur Iwantoro mengatakan berdasarkan data Badan Pusat Statistik produksi jagung dalam lima tahun terakhir meningkat rata-rata 12,49 persen per tahun. Itu artinya, kata Syukur 2018 produksi jagung diperkirakan mencapai 30 juta ton pipilan kering.
Prakiraan ketersediaan produksi jagung November sebesar 1,51 juta ton, dengan luas panen 282.381 hektare, bulan Desember 1,53 juta ton, dengan luas panen 285.993 hektare.