Eramuslim.com – Terkait pemberian izin perpanjangan, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengakui adanya kesalahan dalam memberikan izin ekspor kepada PT Freeport Indonesia (PTFI). Sudirman menjelaskan, mengenai perpanjangan Memorandum of Understanding (MoU) renegoisasi kontrak karya PT Freeport Indonesia (PTFI) dengan izin ekspor.
“Kami tegaskan bahwa MoU tidak lebih dari platform atau sarana untuk negosiasi. Tidak lebih dari urusan dengan ekspor,” kata Sudirman di Istana Negara (2/2).
Menurut Sudirman, izin ekspor diberikan sejak dulu yang berdasarkan Peraturan Menteri Nomor 1 Tahun 2014 atau peraturan dasarnya adalah PP 1 Tahun 2014 yang merupakan turunan dari undang-undang minerba nomor 4 tahun 2009. “Kami menggunakan dasar hukum itu. Bahwa setelah ditelisik memang ada yang perlu diluruskan, itu tugas kami untuk luruskan,” ujar Sudirman.
Lanjut Sudirman, dengan masih prosesnya negoisasi pemerintah dengan Freeport, belum memasuki hitungan biaya investasi atas pembangunan smelter yang membengkak. “Belum sampai pada hitung-hitungan biaya. Mereka tentu punya budget, tapi belum ada studi kalau di Papua berapa di Gresik bagaimana. Itu yang harus kami bicarakan. Kami punya waktu 6 bulan namanya yang pasti yang harus diyakinkan adalah manfaat sebesar-besarnya bagi Republik Indonesia,” tegasnya.
Sementara itu, terkait dana otonomi khusus yang digelontorkan untuk wilayah Papua, Sudirman menjelaskan, jika ada dana yang lebih akan dibangun infrastruktur power plant guna menunjang kegiatan ekonomi. “Itu salah satu pesan dari presiden dan wapres. Kami harus berusaha supaya dana yg tersedia rata-rata Rp10-15 triliun setahun tapi menurut hitung-hitungan dana APBN yang dikirim ke Papua lebih dari itu. Apakah bisa seluruh kebutuhan pembangunan Papua bisa kita dapatkan dari Freeport, itu salah satu yang harus kita upayakan,” tukasnya.
Dan yang lebih penting lagi adalah prinsip kedaulatan Indonesia atas kekayaan wilayahnya. Jangan sampai kekayaan alam bangsa ini yang menikmati malah orang asing sedangkan pribumi ibarat anak ayam mati di lumbung beras.(rz)