eramuslim.com – Menteri Investasi Indonesia, Bahlil Lahadalia, secara blak-blakan menyinggung para aktivis yang sering mengkritik isu oligarki.
Dalam videonya yang beredar, Bahlil mengungkapkan pandangan pribadinya tentang perubahan sikap yang dialami seseorang ketika status ekonomi mereka berubah.
“Waktu miskin, lihat mobil bagus kita marah. Mau lempar aja mobil itu. Apalagi kalau pakai mobil pengawalan, paling benci saya,” ujar Bahlil dikutip dari unggahan akun x @Srik4ndiMuslim2 (13/10/2024).
Namun, Bahlil mengakui bahwa pandangannya berubah setelah memiliki kekayaan dan jabatan.
“Begitu punya banyak duit, bisa beli mobil bagus, enak juga barang ini,” tukasnya.
“Dulu kita mau makan bakso aja boleh, sekarang makan bintang lima boleh, enak juga barang ini,” sambung dia.
Ia juga membahas pengalamannya sebagai menteri, di mana ia kini menikmati fasilitas pengawalan yang dulu ia benci. Tepatnya, saat masih menjadi seorang aktivis.
“Dulu kita benci pakai pengawal, begitu jadi Menteri ada pengawal, ah paten juga barang ini ya kira-kira,” Bahlil menuturkan.
Bahlil kemudian menegaskan agar para aktivis tidak sembarangan menuduh orang-orang dalam pemerintahan sebagai oligarki.
“Jadi saya mau sampaikan untuk kalian, jangan coba-coba bilang bahwa kita oligarki. Atau yang oligarki itu nggak bagus,” cetusnya.
Ia menyatakan bahwa ketika seseorang mendapatkan kekuasaan dan kekayaan, perilakunya bisa berubah.
“Tunggu kalian, saya mau tunggu begitu suatu saat kalian jadi pejabat, jadi orang kaya, mungkin kelakuan kalian akan lebih jahat daripada saya,” tekan Bahlil.
Bahlil menilai, rasa cemburu terhadap fasilitas dan kekayaan yang dimiliki pejabat merupakan hal yang wajar.
“Saya mau sampaikan saja, memang barang-barang enak ini membuat cemburu semua orang,” jelas Ketum Partai Golkar ini.
Ia juga menyinggung persaingan politik, di mana partai-partai yang masih ingin berkuasa sering memicu fitnah dan kontroversi.
“Makanya orang yang punya jabatan juga kalau ada partai yang masih pingin berkuasa, tiba-tiba gak mau berkuasa, ada fitnahnya macam-macam, ya wajar saja itu terjadi,” kuncinya.
(Sumber: Fajar)
Orang ini terus terang, begitulah sifat manusia, tetapi negara ini tetap menghendaki orang yang istiqomah, baik sebelum mempunyai jabatan atau sudah jadi pejabat
Tidak juga Pak Bahlil… Orang yang baik akan selalu berusaha menjadi baik. Mungkin Pak Bahlil type pendengki, yang dulu tertutup karena kemiskinan. jadi ketika menjabat jadi semacam balas dendam ingin menikmati yang dulu tidak dipunyai. Sekarang ditambah lagi berada dilingkungan para penjilat kekuasaan. Saya banyak mengenal orang orang yg dulu nya menderita, tapi ketika sukses malah semakin rendah diri dan santun. Masing masing akan ada hisab nya. selama menikmati kekuasaan nya…
Menjadi pejabat jauh dari keinginan mengabdi, tetapi kerakusan motivasinya