Eramusim.com – Motif ekonomi bukan menjadi alasan utama dari persoalan prostitusi. Melainkan tuntutan gaya hidup atau life style yang harus dipenuhi. Begitu ditegaskan Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa pada Rakornas Penanganan WTS dan Gepeng di Jakarta (24/4).
“Prostitusi bukan masalah ekonomi semata. Tapi terkait gaya hidup yang memaksa sesorang untuk memenuhi keinginan bukan kebutuhan hidupnya,” ujarnya.
Dalam hal ini, lanjutnya, nawa cita pada butir ke delapan dan sembilan mengenai revolusi karakter dan restorasi sosial perlu dibuka kembali. Revolusi karakter mengajak masyarakat pada perubahan fundamental, sehingga kesejahteraan bisa tercipta dengan baik di tengah-tengah masyarakat.
“Bentuk sederhana dari aplikatif di atas, bisa melalui dengan saling membantu, saling menolong, tulus saling mendoakan, serta saling siturahmi antara satu dengan yang lainnya,” katanya.
Selain itu, Khofifah menilai bahwa dalam prostitusi terdapat berbagai kumpulan masalah. Misalnya, perbudakan, eksploitasi seksual, eksploitasi ekonomi, perdagangan manusia serta berbagai tindak kejahatan lainnya.
“Prostitusi merupakan kejahatan yang mesti didekati dari berbagai sisi. Namun, ada upaya dari pihak tidak bertanggung jawab agar prostitusi itu dianggap tidak kriminal, tentu saja hal ini berbahaya,” sambung Khofifah.
“Jika ada pihak yang berkeinginan untuk membuat lokalisasi prostitusi, berarti langkah mundur dan mendukung perbudakan, tindak kriminalitas, serta perdagangan manusia,” tandasnya menyindir Ahok.(rz)