Menteri Sekretaris Negara Yusril Ihza Mahendra menyatakan, gagalnya pertemuan mantan Ketua Umum DPP PAN M. Amien Rais dan sejumlah tokoh nasional dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) beberapa hari yang lalu, semata-mata karena jadwal presiden yang sangat padat. Sehingga untuk bertemu itu mesti menunggu jadwal yang kosong.
“Surat yang masuk ke sekretariat negara setiap hari itu mencapai satu gerobak. Dan, satu pun tidak ada yang lewat. Semuanya dijawab. Untuk itu kami akan menjawab surat yang dikirim pada 18 April oleh Pak Try Soetrisno dkk. itu dalam waktu dekat ini. Insya Allah jawaban tertulis itu akan kami sampaikan sebelum Presiden berangkat ke luar negeri,” ujar Yusril Ihza Mahendra seusai menghadiri pembahasan RUU Pemerintah Aceh di Gedung MPR/DPR RI Jakarta, Senin (24/4).
Surat yang dikirim oleh Try Soetrisno (salah satu Tim 9 yang akan ikut serta dalam pertemuan antara SBY dan Amien Rais), kata Yusril Ihza Mahendra, di antaranya menyangkut sikap tokoh nasional itu terhadap kontrak Blok Cepu yang dikelola oleh ExxonMobil. Revisi UU Migas yang selama ini dinilai sangat merugikan negara dan Pertamina. Dalam setiap pengelolaan Migas Pertamina tidak mempunyai wewenang untuk memutuskan siapa yang berhak mengelola sumber Migas di Indonesia seperti Blok Cepu dan lain-lain.
Yusril, yang juga mantan Ketua Umum PBB, menjelaskan tidak benar konflik yang muncul ke permukaan akhir-akhir ini sampai pada tingkat fitnah. Karena batalnya pertemuan tersebut semata-mata karena banyaknya surat yang masuk dan padatnya jadwal presiden.
Tapi, dalam perkembangannya seolah-olah Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi menolak Amien Rais dkk untuk bertemu presiden. Jadi tidak betul jika presiden dianggap menolak bertemu. “Tidak benar kalau presiden menolak bertemu dengan Amien Rais dkk. itu,” kata Yusril memberi alasan. (dina)