Pemerintah Indonesia akan terus mengamakan perbatasan untuk mengantisipasi berbagai dampak kemungkinan yang terjadipasca peristiwa tertembaknya Presiden Timor Leste Jose Ramoos Horta yang diduga dilakukan oleh kelompok pemberontak Alfredo Reinado pada (11/2) lalu.
"Selama ini sudah aman, relatif biasa-biasa saja, dan tidak ada lagi persoalan, sehingga tidak perlu upaya yang ekstra luar biasa, kita hanya mengantisipasi ekor permasalah ini, "ujar Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda usai memberikan sumbangan rumah kepada keluarga staf Deplu yang mengalami kecelakaan, di Gedung Nusantara, Deplu, Jakarta, Selasa(12/2).
Ia juga meyakinkan bahwa kondisi WNI di Timor Leste dan perbatasan dalam kondisi yang cukup aman dan tidak mengkhawatirkan.
Secara terpisah, Ketua DPR Agung Laksono, mengingatkan agar aparat keamanan mewaspadai dan mengantisipasi kemungkinan terjadinya eksodus pasca-penembakan Ramos Horta.
"Aparat TNI, khususnya yang bertugas di perbatasan, harus meningkatkan kewaspadaan dan antisipasinya atas kemungkinan terjadinya eksodus besar-besaran menyusul peristiwa itu, "tegasnya.
Agung meminta Pemerintah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga harus secepatnya memantau keadaan di negara tetangga itu melalui perwakilan pemerintahan Indonesia.
"Dengan cara ini, segala kemungkinan sudah bisa diantisipasi lebih dini dan diambil keputusan tanpa menimbulkan masalah lain, "imbuh Agung.(novel)