Menteri Luar Negeri Palestina Mahmud Az-Zahar menegaskan, bangsa Palestina tidak akan pernah mempercayai pemerintah Israel, meskipun Presiden Palestina Mahmud Abbas sudah melakukan pembicaraan dan kontak dengan Israel untuk menyelesaikan konflik kedua negara.
"Kami tidak akan percaya Israel mampu membuat komitmen damai itu," katanya usai melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri RI, di Kantor Departemen Luar Negeri, Jakarta, Jum’at (26/5).
Ia menyatakan, pemerintah Palestina akan mencegah segala bentuk hambatan untuk tercapainya proses perdamaian dan kemerdekaan di Palestina, salah satunya dengan mencegah meluasnya konflik antara kelompok Hamas dan Fatah.
Menanggapi sikap keras Palestina tersebut, Menteri Luar Negeri RI Hassan Wirajuda menyatakan, belum semangatnya pemerintahan baru Palestina dalam melakukan diplomasi dengan Israel merupakan hal yang wajar, karena proses diplomasi membutuhkan waktu. Namun Wirajuda optimis proses itu akan terjadi tidak lama lagi.
Sementara itu mengenai pendirian kantor perwakilan RI di Palestina, Hassan mengatakan hal itu sampai saat ini belum diputuskan, meskipun idealnya pemerintah Indonesia dapat menempatkan satu atau dua orang perwakilan di Ramallah, Palestina.
"Ramallah daerah yang terisolir, untuk akses ke sana harus melalui persetujuan Israel, tetapi kita kan tidak punya hubungan dengan Israel," tandasnya.
Menurutnya, Indonesia sedang menjajaki kemungkinan akses lain melalui Ghaza, tetapi hal itu masih dipikirkan. Ia menegaskan, kondisi ini tidak akan menurunkan komitmen Indonesia untuk membantu perwakilan Palestina di Indonesia.(novel)