Menlu Hassan Wirajuda mengungkapkan, banyak pihak yang menyerukan agar Israel bertindak reasonable, tidak mengeluarkan strategi-strategi menolak kedatangan pasukan perdamaian dari Indonesia dan Malaysia.
“Sepengetahuan saya dari laporan yang saya terima, tidak ada negara yang mendukung keinginan Israel tersebut,” ujarnya usai mengikuti pidato Kenegaraan Presiden RI didepan DPD RI, di Ruang Sidang Paripurna, Gedung DPRRI, Jakarta, Rabu (23/8).
Menurutnya, Indonesia akan tetap mempersiapkan keberangkatan 1.000 orang personil TNI ke Libanon, meskipun masih banyak pro kontra yang terjadi akibat pernyataan Israel yang kontroversial itu.
Lebih lanjut Hassan menegaskan, PBB tetap memiliki kewenangan yang penuh untuk menentukan negara-negara mana saja yang akan diutus sebagai pasukan perdamaian, dan dijadwalkan tanggal 24 Agustus mendatang Indonesia akan berkonsultasi dengan negara-negara yang berencana memberikan kontribusi pasukan untuk Libanon.
“Kita masih akan menunggu proses konsultasi dengan PBB, tanggal 24 ini akan mengundang negara-negara yang memberikan kontribusi pasukannya,” jelasnya.
Mengenai usulan agar persenjataan Hizbullah dilucuti oleh pasulkan perdamaian, ia menyatakan secara spesifik hal itu tidak masuk dalam petunjuk pelaksanaan, namun pemerintah Indonesia menyerahkan sepenuhnya kewenangan itu kepada pemerintah Libanon. (novel)