Isu perdamaian dan keamanan Internasional akan tetap menonjol pada tahun 2007, termasuk penyelesaian konflik besar dan menahun serta konflik baru serta isu nuklir.
Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda dalam pernyataan pers tahunan, di Ruang Nusantara, Gedung Departemen Luar Negeri, Jakarta, Senin (8/1).
"Belum ada tanda-tanda kearah penyelesaian konflik, masalah itu akan mewarnai tahun 2007, " katanya.
Menurutnya, sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB periode 2007-2008, Indonesia kembali akan memberikan prioritas pada proses perdamaian di Timur Tengah, khususnya Palestina.
Lebih lanjut Hassan menegaskan, peran aktif yang dilakukan oleh Indonesia dalam menyelesaikan konflik Palestina, dengan cara membantu proses rekonsiliasi pihak-pihak yang bertikai di Palestina, khususnya faksi Hamas dan Fatah, serta medorong terwujudnya pemerintah persatuan di Palestina.
"Kita merancang kerjasama dengan berbagai organisasi ataupun individu mendorong pemerintah yang dipegang Hamas untuk memfungsikan dialog dan negosiasi, bahkan kita membuat rancangan untuk mengundang tokoh-tokoh Hamas ke Indonesia, " ujarnya.
Ia menambahkan, keinginan Indonesia berkontribusi dalam menyelesaikan konflik Palestina-Israel telah dibuktikan dengan penunjukan Mantan Menteri Luar Negeri Ali Alatas, sebagai utusan khusus Presiden untuk penyelesaian konflik Timur Tengah.
Meski demikian Hassan mengaku masih prihatin atas perkembangan situasi Palestina, karena proses perdamaian dalam kerangka roadmap to peace belum menunjukan tanda-tanda yang menggembirakan, di mana Palestina merdeka diwilayahnya sendiri dan hidup berdampingan secara damai dengan Israel.(novel)