Menteri Luar Negeri Denmark Per Stig Mollerdi meminta Indonesia dan Denmark dapat memperbaiki hubungan yang pernah memburuk akibat penerbitan kartun Nabi Muhammad yang dimuat oleh Harian Denmark Jyland-Posten pada 2005 lalu yang berbuntut pada aksi protes kelompok umat Islam dan pemboikotan produk Denmark.
"Mari kita mencoba menutup permasalahan itu dan memperbaiki hubungan dengan membangun pemahaman yang lebih baik, " ujarnya usai penandatangan kerjasama bidang invetasi di Gedung Pancasila, Departemen Luar Negeri, Jakarta, Senin (22/1).
Menurutnya, pada dasarnya Denmark menghormati prinsip-prinsip demokrasi yang cara pandangnya berbeda, sebab masing-masing negara tidak bisa melihat sesuatu hal dengan cara yang sama.
"Kami mempunyai demokrasi cara sendiri, anda mempunyai demokrasi cara anda, karena itu kita tidak bisa melihat satu hal dengan cara yang sama, apa yang saya tidak suka, berbeda dengan apa yang anda tidak suka, " tukasnya.
Lebih lanjut Mollerdi menegaskan, yang terpenting bagi kedua negara adalah bagaimana membangkitkan iklim investasi, yang berguna untuk penciptaan lapangan kerja dan pembangunan khususnya pada sektor energi.
Senada dengan itu, Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda menegaskan, peran media massa dibutuhkan untuk mengambil inisiatif membangun pemahaman yang lebih baik. (novel)