Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda membantah anggapan yang mengatakan pertemuan tertutup yang dilakukannya bersama FPPP dalam rangka lobi-lobi terhadap DPR, untuk menggagalkan interpelasi soal keputusan Indonesia mendukung resolusi DK PBB 1747.
"Saya datang ke sini diundang bukannya melakukan lobi-lobi, tergantung bagaimana anda melihatnya, tapi saya di sini tidak kasih lobi-lobi, "ujarnya usai mengadakan pertemuan tertutup dengan FPPP, di Gedung Nusantara I, DPR, Jakarta, Jum’at (30/3).
Menurutnya, pertemuan yang digelarnya itu sejalan dengan keputusan hasil rapat kerja dengan Komisi I, di mana pemerintah diminta untuk lebih intensif mensosialisasikan upaya-upayanya dalam mencari solusi masalah Iran.
"Saya memberikan penghargaan atas pengakuan Komisi I tentang adanya kesenjangan informasi, "imbuhnya.
Hassan menambahkan, terlepas dari sikap yang telah diambil dalam resolusi DK PBB 1747, perwakilan Iran di New York masih meminta bantuan Indonesia terkait permasalahannya dengan Inggris.
Sementara itu, Ketua Umum PPP Suryadarma Ali menghimbau agar masyarakat Islam tidak menyikapi program nuklir Iran secara berlebihan, karena akan membawa dampak negatif untuk negara lain.
Suryadarma mengatakan, dalam pertemuan dengan Menteri Luar Negeri PPP menyampaikan lima point, di antaranya mendukung diplomasi Indonesia yang diharapkan dapat memperjuangkan zona bebas nuklir, mendesak negara maju agar memberikan perilaku adil dengan mengedepankan perdamaian, bukan dengan cara militer, sebab cara itu membuat negara lain menderita.
Hak interpelasi saat ini masih bergulir dan sampai dengan siang ini sudah 238 anggota DPR dari 9 fraksi memberikan dukungannya. (novel)