Pemerintah berharap agar masyarakat merelakan unggas peliharaannya untuk dimusnahkan, hal tersebut diperlukan untuk memutus mata rantai penyebaran virus flu burung.
"Tolong musnahkanlah, betapapun anda sayang pada unggas anda, saya sangat berterima kasih pada masyarakat yang merelakan unggasnya dibakar, dan jika ayamnya itu untuk dijual akan diganti 12.500 rupiah per ekor, " kata Menteri Kesehatan Siti Fadillah Supari usai rapat kerja dengan Kantor Kementerian Kesra, Rabu (17/1).
Menurutnya, selama masih terdapat unggas di sekitar manusia, maka masih ada kemungkinan yang terkena flu burung, sebab penyebaran flu itu dari unggas.
Lebih lanjut Siti Fadillah Supari mengatakan, apabila seseorang terkena virus H5N1 sangat besar kemungkinan tidak tertolong atau meninggal, karena virus itu belum ada obatnya.
Ia menegaskan, hampir semua korban meninggal yang positif terkena flu burung itu berasal dari masyarakat biasa yang memelihara atau tinggal dipemukiman yang berdekatan dengan unggas, bukan pekerja dipeternakan unggas.
"Masyarakat yang punya unggas lebih baik dilenyapkan, untuk memutus hubungan antara manusia dan unggas, sehingga tidak ada lagi unggas yang ada di pemukiman, " jelasnya.
Ia juga menyinggung negara Vietnam yang sangat ketat mengatur warganya aga tidak memelihara unggas dipemukiman, yang terbukti flu burung tidak mewabah lagi di sana.
Mengenai penolakan dari masyarakat untuk memusnahkan unggas peliharaannya, Menkes menyatakan hal itu menjadi tugas sesama warga untuk mengingatkannya.(novel)