Menteri Kesehatan (Menkes) Siti Fadilah Supari menyatakan, bentuk penularan virus flu burung sampai sekarang belum berubah. Pernyataan itu disampaikan untuk adanya anggapan bahwa penularan virus itu sudah melalui medium manusia ke manusia. Demikian Menkes dalam rapat kerja dengan Panitia Ad Hoc III Dewan Perwakilan Daerah di Ruang GBHN Gedung DPD/DPR/MPR, Jakarta, Selasa (21/2).
Menurut Menkes, jika penularan virus itu sudah dalam pola dari manusia ke manusia, maka bentuknya akan berubah. Oleh karena itu, untuk mengatasi penularan virus avian flu, yang paling efektif adalah menjauhi unggas, terlebih lagi dengan menghindari kontak dengan unggas yang terindikasi mengidap virusnya.
"Penularannya masih seperti dulu, dari unggas ke manusia. Jadi, belum melalui pola dari manusia ke manusia," tegasnya.
Terkait dengan virus yang telah menyebar ke seluruh penjuru dunia, ia mengimbau warga agar tetap waspada terhadap ancaman virus avian flu. Semua warga perlu berjaga-jaga dan segera melapor ke petugas kesehatan terdekat, jika melihat unggas di sekitarnya terindikasi terserang virus tersebut, sarannya.
Menkes meminta, warga yang terlanjut terkena virus flu burung harus segera dibawa ke rumah sakit, karena jika pengobatannya terlambat, maka efektivitas pemakaian obat tamiflu kian berkurang.
Dijelaskannya, gejala pasien yang terserang virus avian flu, seperti demam tinggi yang tidak segera menurun harus diketahui semua orang. "Jika ada warga yang menderita dan mengalami gejala tersebut, maka dia harus segera dibawa ke rumah sakit," sambung Menkes.
Dalam kesempatan itu, Menkes juga menyinggung soal vaksin sebagai salah satu upaya untuk memberikan ketahanan bagi unggas melawan serangan virus avian flu.
Tapi, Menkes mengharapkan agar unggas yang mulai memperlihatkan gejala terkena virus mematikan itu sebaiknya segera dimusnahkan dengan dibakar sebagai usaha memutus mata rantai penularan virusnya. (dina)