Ini mungkin pertamakalinya seorang menteri Kabinet Indonesia Bersatu yang secara resmi mengunggah video ke Youtube. Bahkan, ini merupakan video klarifikasi resmi dari sang menteri.
Itulah gebrakan pertama yang dilakukan Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi. Video berjudul “Klarifikasi Menkes tentang Kondom Gratis” itu dimuat pada Rabu kemarin 19 Juni 2012. Kementerian Kesehatan kemudian menyebarkan link video dari Youtube itu kepada sejumlah media.
Hasilnya, menteri Kabinet Indonesia Bersatu yang pertama kali klarifikasi soal isu yang banyak dipertanyakan ke publik ke situs Youtube. Video berdurasi 5 menit 14 detik itu berisi tentang penjelasan Nafsiah tentang isu yang menyebut dirinya membagikan kondom secara gratis kepada murid-murid SMA.
“Sejak tadi malam saya banyak di SMS, Twitter dan sebagainya yang mencela bahwa Menteri Kesehatan akan membagi-bagikan kondom secara gratis di SMA. Ini sama sekali tidak benar,” kata Nafsiah dalam videonya.
Menurut Nafsiah, penggunaan kondom sangat penting untuk hubungan seksual yang berisiko. Nafsiah tidak menyebutnya itu sebagai seks bebas, tetapi seks berisiko.
“Seks berisiko adalah setiap hubungan seks yang berakibat penularan penyakit kelamin termasuk HIV, AIDS, sifilis dan sebagainya, maupun berisiko kehamilan yang tidak dikehendaki,” kata menteri yang juga mantan Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS ini.
Kementerian Kesehatan, imbuhnya, tidak membagikan kondom tersebut ke masyarakat umum. Kondom, kata dia, diambil sebagai langkah terakhir setelah beberapa tahapan dilalui.
Pertama, jika Kementerian menemukan sekelompok masyarakat diketahui melakukan seks beresiko maka pendidikan perlu ditingkatkan, mulai dari agama, reproduksi, dan bagaimana menghormati kehidupan.
Kedua, katanya, konseling perilaku agar mereka menghentikan praktik seks beresiko. “Tapi, kalau tetap melakukan seks beresiko, diimbau mereka menggunakan kondom untuk mengurangi dampak buruk. Kalau anjuran ini pun tidak diikuti, maka kehamilan tidak rencanakan makin meningkat demikian juga dengan penyakit kelamin seperti HIV,” kata dia.
Laporan badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyebutkan ada 2 juta aborsi setiap tahun. Artinya, kata Menkes, ada hubungan beresiko di mana hak bayi untuk hidup disayangi tidak terpenuhi. “Begitu juga dengan penularan penyakit kelamin meningkat,” kata Menkes dalam klarifikasi yang diunggah tanggal 19 Juni tersebut.
Dia menilai seks beresiko dipicu pendidikan agama yang tidak kuat, sebaran VCD porno, dan penjualan bebas stimulan kegairan seks.(fq/viva)