Menteri Pertahanan Juwono Sudharsono mengatakan penanganan masalah terorisme dalam sebuah negara, merupakan tanggung jawab pemerintah dalam negeri, sebab persepsi tentang terorisme disuatu negara berbeda-beda.
"Ini sangat penting bagi Indonesia, sebagai negara Muslim terbesar. Kita sangat sadar terhadap persepsi AS yang telah menguasai berbagai aspek kehidupan didunia," jelasnya menanggapi pertanyaan wartawan seputar kerjasama dalam penanganan terorisme dengan Dephan AS, di Kantor Depatemen Pertahanan, Jakarta, Selasa (6/6) sore.
Menurutnya, untuk isu terorisme ini, pandangan AS sebagai negara yang mempunyai kekuatan ekonomi dan militer, telah menjadi penyebab tumbuhnya persepsi yang salah diberbagai negara didunia.
Menanggapi penyataan Menhan RI, Menhan AS Donald H. Rumsfeld menyetujui pernyataan yang disampaikan oleh Menhan RI, bahwa sebaiknya kerjasama dalam counter terorism dilakukan dengan cara-cara yang lebih fleksibel, dengan memperhatikan latar belakang suatu negara serta kondisi negara tersebut.
"Tiap-tiap negara mempunyai latar belakang, sejarah, dan pemerintahan yang berbeda, perlu lebih fleksibel, kami akan membebaskan suatu negara mengumumkan kejadian teror yang terjadi dinegaranya," tegasnya.
Ia mengatakan, perang terhadap terorisme sudah menjadi isu global, bahkan saat ini sudah tercatat 85 negara berkomitmen untuk masuk dalam koalisi besar itu.
Mengenai anggapan bahwa Kedatangan Rumsfeld memilik agenda lain terkait rencana pembebasan Amir Majelis Mujahidin Ustd. Abu Bakar Baasyir, Rumsfeld tidak bersedia mengomentari anggapan tersebut secara detail. "Saya tidak tahu tentang masalah ini, saya tidak akan mau berandai-andai," tegasnya.(novel)