Menteri Pertahanan Malaysia Panglima Dato Sri Najib Tun Razak menegaskan, untuk menghindari campur tangan negara asing dalam permasalahan diselat Malaka, diperlukan kerjasama Maritim yang kuat antara negara yang berada di wilayah tersebut.
"Kita butuh kerjasama yang padu dan kental diperbatasan itu, harus tetap waspada," ujarnya saat membuka sidang ke-35 General Border Committee, di Hotel Shanggrila, Jakarta, Jum’at (15/12).
Menurutnya, benturan yang terjadi antara Indonesia dan Malaysia akibat berbagai insiden diperbatasan selat Malaka, hanya menyangkut kesalahpahaman, dan saat ini sudah bisa diselesaikan.
Lebih lanjut Dato Sri Najib mengatakan, saat ini jalur transportasi di selat Malaka sudah kembali normal, sekitar 19.312 kapal sudah kembali melewati jalur selat Malaka, setelah sebelumnya ada kampanye buruk agar tidak melewati jalur itu.
Mengenai campur tangan AS dalam penanganan masalah di selat Malaka, Ia menyatakan, pihak Amerika Serikat berkeinginan membantu penyelesaian masalah itu, meski demikian menurutnya, AS tetap menghormati upaya penyelesaian yang diambil oleh negara Indonesia, Malaysia dan Singapura.
"Amerika paham bahwa jawaban utama untuk titik masalah di selat Malaka, diselesaikan oleh negara pesisir, mereka menghormati prinsip ini," imbuhnya.
Dato Sri Najib mengakui, dalam kurun waktu satu tahun ada penurunan kasus penyelundupan, perampokan, dan imigran gelap diperbatsan kedua negara itu.(novel)