Ia mengaku khawatir, masa depan demokrasi Indonesia akan mengalami penurunan signifikan, jika pemerintahan di era Joko Widodo tidak melakukan perubahan.
Neni meyakini, berbagai tindakan aparat di berbagai lokasi itu ada aktor bermain yang sengaja menghentikan segala bentuk ekspresi publik.
“Saya jadi khawatir akan masa depan demokrasi indonesia yang semakin redup dan menurun akibat adanya otoritarianisme yang makin kuat,” pungkas Neni.
Selain di Batuceper dan Bangil Pasuruan, pembuat Mural Tuhan Aku Lapar di Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Banten juga mengaku didatangi oleh polisi.
Seniman bernama Deka sike itu mengaku tertekan usai didatangi oleh aparat kepolisian.
Padahal Deka membuat mural itu karena memang mengekspresikan bahwa saat ini kondisinya lapar dan mengadu pada tuhan.
“Ini adalah cara kami mengekspresikan sesuatu yang kami rasakan, Tuhan Aku Lapar adalah aduan dan keluhan kami pada sang Pencipta,” kata Deka.(RMOL)