Eramuslim.com – Jalan tol dibangun untuk menghubungkan beberapa wilayah agar dapat diakses dalam waktu yang lebih singkat. Dan sebagai kompensasi, saat menggunakan fasilitas ruas bebas hambatan, pengguna harus membayar biaya administrasi. Biaya yang ditetapkan biasanya berdasarkan jarak tempuh yang telah dilewati.
Pemungutan biaya dilakukan di setiap pintu atau gardu tol melalui transaksi elektronik. Dan bila dicermati, di Indonesia posisi pintu tol ternyata tidak selalu lurus. Di beberapa wilayah, pintu tol ada yang dibuat secara diagonal atau miring.
Mungkinkah ada alasan khusus dalam desain pintu tol yang dibuat miring seperti ini?
Mengutip sosial media @official.jasamarga, pintu tol yang dibuat miring ternyata memang memiliki alasan tertentu.
Oblique Approach Booth (OAB) atau pintu tol miring merupakan salah satu inovasi yang dilakukan pengelola jalan tol dalam meningkatkan pelayanan transaksi bagi pengguna jalan.
“Gardu khusus yang dibangun dalam posisi diagonal untuk meningkatkan kapasitas transaksi kendaraan di gerbang tol yang mempunyai lahan terbatas dengan tujuan mengurangi potensi antrian kendaraan,” tulis akun itu.
Sebagai informasi, Jasa Marga saat ini juga tengah menguji coba teknik baru dalam hal pembayaran tol. Mereka memakai Radio Frequency Identification atau RFID, sehingga kendaraan tidak perlu berhenti ketika melintasi gardu.
Sensor akan membaca stiker khusus yang dipasang di mobil dan terhubung ke ponsel, dan otomatis membuka palang jika transaksi berhasil.[suara]