Meneg BUMN soal Kebakaran Kantor Pusat Pertamina: Dugaan Sabotase Terlalu Dini

Menteri Negara BUMN Sugiharto menegaskan akan menunggu api padam untuk menyelidiki penyebab kebakaran di gedung Pertamina Pusat. Penyelidikan akan dilakukan oleh tim forensik kepolisian.

"Terlalu dini kalau mengatakan ini sabotase, karena polisi belum masuk, nanti akan masuk kalau api sudah berhasil dipadamkan," ujarnya yang tiba pukul 11.00, di Kantor Pusat Pertamina, Senin (16/10).

Menurutnya, polisi mempunyai kewenangan untuk menetukan penyebab terjadinya kebakaran, apakah itu karena korsleting, technical error, atau hal lainnya. Namun Ia meyakinkan, setelah api padam akan dilakukan pengecekan langsung, dan ia pun berharap kegiatan operasional Pertamina secara keseluruhan tidak terganggu.

Lebih lanjut Sugiharto menyatakan, data-data penting yang berada dilantai 18 sampai 20, semuanya selamat, sebab Pertamina sudah mempunyai sistem recovery data dan back up data yang sesuai dengan standar.

Ia menambahkan, data-data yang dilalap oleh api itu, hanyalah data mengenai informasi manajemen Pertamina dan bukan data sentral operasional Pertamina yang terbakar, karena pusat data sentral berada dilantai 2 dan 3 gedung tersebut.

”Yang jelas ini keadaan darurat, kita akan melakukan inspeksi dengan melakukan pembersihan gedung sehingga limited damaged (kerusakan minimal) bisa ditekan,” ujarnya.

Sugiharto menjelaskan kerugian akibat kebakaran itu nantinya akan dikalkulasi oleh tim dari Pertamina, sehingga pihak asuransi dapat dengan mudah memberikan ganti ruginya. Tetapi mengenai berapa besar kerugian yang ditaksir akibat kebakaran tersebut, dia tidak mau menyebutkan.

Sementara itu Dirut Pertamina Ari Soemarno tidak mau berkomentar mengenai kebakaran melalap lantai 18-20 gedung tempatnya bekerja, Ia menyerahkan sepenuhnya penyelidikan kasus ini kepada kepolisian.

"Saya tidak akan spekulasi apa-apa, biarkan tim polri yang melakukan penyelidikan," ungkapnya yang baru tiba dari kegiatan safari ramadhan bersama Menteri Negara BUMN. (novel)