Merasa malu karena dianggap mengalami ketertinggalan, perkembangan madrasah atau sekolah berbasis Islam mulai bergerak cepat dari pada sekolah umum untuk meningkatkan kualitasnya. Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Agama M. Maftuh Basyuni saat meninjau pelaksanaan Ujian Nasional tingkat Madrasah Tsanawiyah, di Jakarta.
"Mendiknas sendiri, mengakui ada beberapa lembaga pendidikan yang dikelola oleh Depag jauh lebih unggul dari lembaga pendidikan yang dikelola Depdiknas, " katanya.
Mengenai pelaksanaan Ujian Nasional (UN) yang masih menimbulkan pro kontra, Menag menganggap penyelenggaraan UN masih diperlukan untuk mengukur kadar kepandaian dan kemampuan siswa, sekaligus mengetahui keberhasilan guru-guru dalam memberikan pengajaran terhadap anak didik.
"Selama ini sebelum ada UN semuanya lulus, hebat. Tapi begitu ada kesempatan testing untuk masuk lapangan kerja, semuanya ‘kalah'(tidak diterima). Adanya UN ini menggerakan dan menyadarkan kita semua, guru tidak boleh seenaknya, walau pun gajinya sedikit, tapi nama akan lebih baik, ” ujarnya.
Ia berharap, dengan UN ini dapat menyadarkan semua pihak, terutama para guru akan berhati-hati dan penuh dedikasi memberikan pengajaran kepada para siswanya, tidak sekadar penguasaan ilmu pengetahuan, tapi bagaimana membentuk akhlak yang terpuji.“Orang boleh pintar tapi kalau akhlaknya tidak ada, itu merupakan bencana, ” tandas Maftuh.
Dalam kesempatan itu, Ia mengajak semua pihak, khususnya pemerintah daerah untuk ikut memikirkan upaya peningkatan kualitas madrasah-madrasah swasta yang ada di wilayahnya masing-masing, karena madrasah itu mempunyai hak yang sama untuk berkembang. (novel)