Menag: Konflik Muncul, Salah Memahami Agama

Menteri Agama (Menag) Muhammad Maftuh Basyuni menegaskan, munculnya konflik yang terjadi diberbagai belahan ini bukan disebabkan oleh agama, tetapi justru sebagai akibat manusia yang keliru dan memanfaatkan agama untuk tujuan jahat.

"Dalam realitas kehidupan tak jarang ada berbagai konflik yang kerap menyeret agama, sehingga masalahnya makin berkepanjangan, " kata Maftuh di Jakarta, Selasa (22/7).

Sehubungan dengan rekomendasi konferensi internasional tentang dialog antar-penganut agama-agama dan kepercayaan di Madrid Spanyol, 16-18 Juli 2008 lalu. Ia menjelaskan bahwa pertemuan tersebut sangat penting bagi peradaban manusia.

Konferensi itu dihadiri 300 tokoh berbagai agama yaitu Yahudi, Kristen dan Islam serta agama Timur seperti Budha, Hindu, Shinto dan Konghuchu.
Para peserta bersepakat bahwa pada dasarnya manusia mempunyai unsur yang sama, dan harus diperlakukan dengan sama meski berbeda warna kulit, ras dan budaya. Manusia pun memiliki sifat mencintai dan sebaliknya juga ada kecenderungan dapat berbuat dzalim.

"Keragaman agama, budaya dan peradaban manusia merupakan salah satu tanda kekuasaan Allah dan menjadi faktor penting dalam mewujudkan kebahagiaan hidup. Karena itu eksistensi agama-agama dan simbol-simbol keagamaan harus dipelihara dan tidak boleh dilecehkan. Agama juga tidak boleh dipergunakan untuk membangkitkan rasisme, " jelasnya.

Mengutip beberapa butir dari Deklarasi Madrid yang dibacakan oleh Dr. Abdurrahman bin Abdullah al-Zaid, Asisten Sekjen Rabithah pada pertemuan tersebut, Menag menyebut bahwa semua agama bertujuan sama yaitu agar manusia taat kepada Tuhannya, mewujudkan kebahagiaan, keadilan, rasa aman dan damai. bagi umat manusia; berusaha memperkokoh saling pengertian dan hidup rukun dalam bermasyarakat meski berbeda warna dan bahasanya; menyerukan nilai-nilai luhur dan menentang segala bentuk ekstrimisme, sikap berlebihan dan terorisme.

"Memelihara lingkungan dari segala bentuk pencemaran dan kerusakan lingkungan merupakan tujuan utama semua agama dan kebudayaan. Agama dan nilai-nilai luhur budaya memiliki peran penting dalam menangkal kriminalitas, korupsi, penyalahgunaan narkoba, aksi terorisme dan menjaga keutuhan keluarga dan masyarakat dari segala bentuk penyelewengan, " katanya.

Konferensi itu, lanjut dia, merupakan kelanjutan dari Konferensi Islam se-Dunia tentang dialog, yang diselenggarakan pada 4-6 Juni 2008 lalu di kota Makkah.

Dalam pertemuan itu Menag Maftuh Basyuni didampingi oleh Prof. Dr. H.M. Atho Mudzhar, Kepala Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama RI dan Dr. Muchlis M. Hanafi, MA, Plt. Kepala Bidang Pengkajian Al-Quran Badan Litbang Depag RI. Selain itu, dari Indonesia hadir pula Ketua MPR RI, Dr. M. Hidayat Nurwahid, MA.

Konferensi secara resmi dibuka oleh Khadim al-Haramain, Raja Abdullah bin Abdul Aziz, di Istana El Pardo, Madrid, pada hari Rabu, 16 Juli 2008, pukul 14.00-15.00 waktu setempat. Hadir dalam pembukaan konferensi Raja Spanyol, Juan Carlos I, Perdana Menteri Spanyol, Jose Luis Rodriguez Zapatero, Menteri Luar Negeri Saudi Arabia dan Spanyol dan mantan Perdana Menteri Inggris, Tony Blair.(novel/dpg)