Menteri Agama Muhammad Maftuh Basyuni mengingatkan, peserta Musabaqah Tilawatil Quran tingkat Nasional XXII agar niat dan tujuan MTQ untuk mendorong pemahaman, penghayatan dan kecintaan umat Islam terhadap Al-Quran, tidak dikaburkan dengan ambisi untuk menjadi juara.
"Apalagi kalau keinginan ini sampai menimbulkan perilaku yang kurang terpuji, perilaku yang justru bertentangan dengan nilai-nilai agama Islam dan menodai kekhidmatan MTQ nasional kita ini, " kata Menag pada Malam Taaruf kafilah peserta MTQ N ke-22 di alun-alun Barat kota Serang Banten, Senin malam.
Menag mengatakan, kegiatan yang berkaitan dengan musabaqah tilawah, hafalan dan tafsir Alquran saat ini telah berkembang dengan baik di lingkungan masyarakat kita. Hal itu bukan terbentuk dengan tiba-tiba, namun terjadi melalui proses yang didukung oleh faktor sejarah, pendidikan, dan jati diri bangs yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama.
"Islam yang dianut 87 persen penduduk Indonesia telah memberikan kekayaan khazanah budaya yang sangat berharga terhadap bangsa kita. Sejarah yang dilalui bangsa kita, tidak dapat dilepaskan dari peranan Islam sebagai agama dan pandangan hidup mayoritas bangsa Indonesia, " jelasnya.
Sebagai kita ketahui, lanjutnya, Islam adalah modal sosial dalam kehidupan bangsa dan umat manusia yang memiliki peran penting dan strategis sebagai sumber motivasi perjuangan, pembangkit solidaritas dan pemersatu bangsa. Peran Islam itu tetap relevan dan aktual saat ini dan dimasa mendatang.
"Ditangan generasi sekarang terletak tugas dan tanggung jawab mengakutualisasikan peran Islam yang rahmatan lil alamin sebagai penyelamat peradaban, " ujar Maftuh.
Menteri Agama juga berharap penyelenggaraan MTQ Nasional XXII di Banten dapat membangkitkan kesadaran umat Islam, terutama generasi muda muslim, untuk lebih mengenal, menghayati dan melestarikan jejak kebesaran Islam di Nusantara yang sebagian masih dapat disaksikan di wilayah ini.
"Semoga momen yang berharga ini membawa kedamaian bagi kita semua, serta mendorong terjadinya pembaharuan sikap mental, moralitas dan perilaku masyarakat untuk secara sadar kembali kepada tuntunan dan nilai-nilai yang diajarkan agama, " pungkasnya. (novel/dpg)