Menag : Di Mekkah Ibadah Saja, Jangan Bawa Barang Terlalu Banyak

Proyek perluasan Masjidil Haram membawa dampak terhadap letak perumahan jamaah haji Indonesia yang berjauhan dan terpencar-pencar. Karenanya jamaah haji diimbau untuk tidak membawa barang terlalu banyak pada saat hendak beribadah ke Masjidil Haram.

"Tolong kepada jamaah jangan menambah barang bawaan terlalu banyak, kalau mau belanja di Madinah saja. Karena disediakan bus yang tidak bisa menunggu lama, kalau tidak segera menuju bus, akan mengganggu perjalanan jamaah lainnya," kata Menteri Agama M. Maftuh Basyuni dalam acara pengambilan Qur`ah (undian) pemondokan jamaah haji Indonesia di tahun 1429 Hijriyah, di Hotel Mercure, Jakarta, Selasa (21/10).

Selain itu, jamaah haji juga diminta selalu mengenakan pakaian seragam haji, jika hendak meninggal pemondokkan, untuk menunjukkan identitas yang berbeda apabila tersesat.

Menag menyebutkan bahwa pihaknya telah berupaya mengatasi jarak jauh pemondokan sebagai dampak perluasan masjidil Haram. Misalnya dengan menyediakan transportasi memadai bagi seluruh jamaah haji.

Seperti diketahui, proyek perluasan Masjidil Haram tahap pertama seluas 350.000 meter persegi merobohkan lebih dari 1.000 gedung/ hotel di sebelah timur dan utara yang berkapasitas kurang lebih 250.000 orang, sehingga berdampak pada menjauhnya jarak ke mesjid terbesar di dunia ini.

"Kalau pada tahun lalu pemondokan jemaah di ring I sebanyak 204 rumah dengan kapasitas 95.182 atau 47 persen, dan ring II sebanyak 171 dengan kapasitas 106.243 (53 persen), tahun ini ring I semakin sedikit 18,19 persen dan ring II sebanyak 80,79 persen," jelas Maftuh.

Untuk memberikan rasa keadilan bagi jamaah haji terkait dengan lokasi pemondokan, lanjut Menag, dibuat sistem undian (Qur’ah), mengingat kondisi pomondokan berbeda satu sama lain.Dengan demikian para jamaah dapat menerimanya dengan sukarela.

"Seperti tahun yang lalu, ketika ada sewa yang kurang dari plafon akan dikembalikan kepada jamaah, kembalikannya disana nanti supaya tahu persis, dibawah plafon atau tidaknya. Pemberian itu bisa pejabat kita yang mendatangi jamaah, atau jamaah yang datang ke kantor," jelasnya.

Maftuh juga meminta kepada para Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) di seluruh Indonesia agar tidak menutupi persoalan kondisi pemondokan yang kini makin jauh dibanding tahun lalu kepada para calon jamaah haji (Calhaj), tapi hendaknya keadaan itu dijelaskan apa adanya sehingga diperoleh gambaran yang sebenarnya. (novel)