Eramuslim.com – Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin mengatakan beragama secara ekstrem bukanlah cara beragama yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Hal ini diungkapkan Lukman Hakim dalam sambutan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW tahun 1439 Hijriah yang dihadiri Presiden Joko Widodo di Istana Bogor, Jawa Barat, Kamis (30/11) malam.
Lukman Hakim mengatakan Rasulullah adalah sosok pencinta, terutama kepada umatnya dan tanah airnya, dan Nabi Muhammad SAW merupakan sosok yang tidak ingin memberatkan umat manusia dalam beragama. “Di tangan beliau Islam datang untuk menjadi agama kasih yang memudahkan orang, bukan menyulitkan, maka beragama secara ekstrem bukanlah cara beragama yang diajarkan oleh Rasulullah,” kata Menag.
Lukman Hakin mengatakan umat Islam dihadirkan sebagai ummatan wasathan (umat yang adil dan pilihan), umat pertengahan, umat moderat, umat yang adil, umat yang anti terhadap sikap ekstremisme dan tindakan yang melampaui batas. “Islam sangat menentang ektremisme dalam bentuk apapun. Sikap tersebut dapat menimbulkan dampak negatif ekses buruk, tidak hanya pada keluarga, masyarakat, negara dan dunia,” katanya.
Dia juga mengatakan sikap ekstrem beragama juga akan memberikan dampak negatif pada agama itu sendiri dan akan menimbulkan bencana di luar agama. “Ekstremisme akan menyebabkan agama sebagai pihak terteduh munculnya disharmoni di tengah-tengah masyarakat lokal dan internasional,” katanya.
Untuk itu, Menag berharap kerukunan antarumat beragama sudah seharusnya menjadi suatu nilai yang makin lentur di Indonesia. “Dalam peringatan Maulid Nabi ini kita jadikan ajaran dan keteladanan Nabi Muhammad sebagai acuan untuk lebih menggerakkan revolusi mental agar agenda-agenda nasional kita dan segala amal soleh yang kita laksanakan benar mampu membawa perubahan yang nyata dalam kehidupan bangsa Indonesia,” harap Lukman Hakim.(kl/ant)