Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (Men-PAN) Taufik Effendi mengaku kecewa dengan mental aparatur negara. Pasalnya, sebagian besar aparat penyelenggara negara itu hanya cari keuntungan dan selamat sendiri. Karena itu mind set-nya harus diperbaiki.
Menurutnya, untuk melakukan reformasi birokrasi harus diperlukan perubahan mind set, sistem manejemen, budaya kerja, dan informasi teknologi.
Perubahan mind set itu seperti perubahan wewenang menjadi peranan. Jika hanya wewenang, maka para kantor perizinanlah yang merasa kuasa. "Saya yang kuasa, anda yang perlu, sehingga tidak adanya pelayanan publik, " ujar Taufiq pada acara seminar nasional "Penataan Sistem Administrasi Negara Pascaamandemen Konstitusi", di Gedung Sapta Pesona Jakarta, Kamis (18/1)
Beberapa sikap atau mental aparatur negara, katanya, masih kurangnya tanggungjawab bersama. Misalnya, ketika ada banjir yang disalahkan adalah pemerintah pusat, sedangkan gubernur, bupati/ wailkota dan pejabat setempat tidak disalahkan sama sekali.
"Tidak pernah saya mendengar mereka mengakui kesalahannya. Mereka seolah-olah tidak berdosa, pengecut, " tegasnya.
Demikian pula saat terjadi kecelakaan kereta api, lanjut Taufiq, yang disalahkan selalu Menteri Perhubungan. Seolah-olah semuanya tanggung jawab Menhub, padahal yang mengurusi transportasi tersebut juga ada pihak lain.
"Kita menjadi bangsa yang pengecut, kita menjadi bangsa yang mencari selamat masing-masing. Tapi kalau sudah mulai tentang hak, maka lain lagi, " tuturnya. (dina)