‘Memangnya Indonesia di Ambang Krisis Radikalisme?’

Eramuslim.com – Imam Besar di Islamic Center New York, Muhammad Shamsi Ali terheran-heran dengan munculnya sejumlah gerakan antiradikalisne yang mengatasnamakan alumni perguruan tinggi tertentu di Indonesia.

'Memangnya Indonesia di Ambang Krisis Radikalisme?'

Ia justru mempertanyakan sebesar apa ancaman radikalisme itu di Tanah Air sehingga muncul gerakan-gerakan dimaksud.

“Jadi saya kira yang perlu dipertanyakan ini kok tiba-tiba ada gerakan seperti itu. Memangnya Indonesia ini sudah ada di ambang krisis radikalisme?” tanya Shamsi Ali dalam sebuah diskusi daring, Selasa (16/2).

Imam asal Sulawesi Selatan yang telah 24 tahun tinggal di Amerika Serikat (AS) itu kerap juga membaca media di sana soal tudingan radikal terhadap bangsa Indonesia.

Ia merasa janggal terhadap tudingan itu, bagaimana tidak setiap tahun Shamsi Ali mengaku sering menyempatkan diri untuk berkeliling ke Nusantara.

Ia merasa kehidupan masyarakat Indonesia tak seseram tudingan radikal itu. Di daerah yang sempat ia kunjungi tak ada semangat radikalisme dimaksud.

“Saya sedih banget terhadap tuduhan-tuduhan seperti itu. Karena saya setiap tahun minimal dua sampai lima kali saya pulang, saya keliling Indonesia dari Aceh sampai Papua, kita hidup biasa-biasa aja kok. (Memang) ada dinamika yang terjadi antarkelompok, ada gesekan-gesekan ya itu wajar di semua negara,” tegasnya.

Di Negeri Paman Sam yang telah ia tinggali lebih dari dua dekade pun mengalami hal semisal. Shamsi mencontohkan soal gesekan ras antara kulit hitam dan kulit putih yang terjadi di sana.

“Itu dinamika yang terjadi tapi jangan kemudian kita membangun sebuah image bahwa Bangsa Indonesia ini sudah di ambang kehancuran radikalisme. Menurut saya ini menurunkan posisi di Indonesia yang sangat luar bisa dalam hal moderasi,” katanya.

Padahal kata Shamsi Ali, Indonesia tak perlu lagi diajari soal moderasi beragama dari siapa pun. Kemoderatan beragama telah mendarah daging dalam tubuh bangsa Indonesia.

“Bagaimana pun umat Islam, umat Nasrani di Indonesia jangankan hanya hidup berdampingan. Mereka saling membantu kok dalam mendirikan rumah ibadah seperti Ambon sebelum terjadi konflik,” urainya.

Shamsi Ali justru menaruh curiga jika isu radikalisme ini sengaja diembuskan oleh pihak tertentu demi kepentingan tertentu.

“Ada orang yang sengaja mengembuskan isu-isu seperti ini untuk menimbulkan kekisruhan dan salah satu tujuannya adalah agar terjadi perpecahan di kalangan umat ini. Jika umat ini terpecah belah, maka lemah bangsa ini karena kita adalah mayoritas,” tandasnya. (MDK)