Melly Goeslaw Kembali di Indonesia, Ini Ceritanya…

Eramuslim.com – Penyanyi dan pencipta lagu Melly Goeslaw (43) telah menginjakkan kaki lagi di Tanah Air, Sabtu (23/12/2017).

Minggu lalu ia berangkat ke Provinsi Kilis, Turki, dekat perbatasan dengan Suriah.

Melly bersama penyanyi sekaligus pencipta lagu Opick, sebagai para duta kemanusiaan lembaga amal Qupro Indonesia, beserta 13 rekan mereka menyalurkan bantuan kepada para pengungsi Palestina dan Suriah di Kilis.

“Saya bukan ke Palestina ya, tapi Kilis. Kilis itu empat kilometer lah kira-kira dari Suriah. Kalau dari pengungsian, kami udah ngelihat bendera Suriah. Pengungsi-pengungsi kalau yang di Kilis itu campur, ada orang Suriah, ada orang Palestina,” cerita Melly di kediamannya di kawasan Bintaro Jaya Sektor 9, Tangerang Selatan, Minggu (24/12/2017).

Melly Goeslaw menerangkan bahwa kebanyakan dari 120.000 orang yang ditampung di tempat-tempat pengungsian di sana adalah perempuan yang menjadi janda karena suami mereka gugur dalam perang dan anak.

Lanjut Melly, ia mendapat informasi bahwa mereka adalah warga Palestina yang melarikan diri melalui jalur laut.

“Bapak-bapaknya kan ikut perang. Mereka juga udah hilang harapan kali ya bapak-bapaknya bakal balik, pokoknya udah putus komunikasi. Padahal, yang melarikan diri itu pasti banyak banget, tapi mayoritas tenggelam di tengah, enggak sampai ke perbatasan itu,” ucapnya.

Melly dan rombongan berangkat ke Istanbul, Turki, menggunakan pesawat terbang. Tiba di sana, mereka langsung mengunjungi sebuah sekolah yang dijadikan tempat penampungan anak-anak korban konflik Palestina.

Melly melihat 220 anak yang berada di sana dalam kondisi yang baik dan terawat karena masing-masing dari mereka memiliki orangtua angkat yang memberi bantuan.

“Bukan adopsi, karena enggak boleh diadopsi. Jadi, orangtua angkat itu membiayai anak itu sekolah sampai ke tingkat mana pun. Jadi, pakaian dan segala macamnya itu udah baik kondisinya. Kayak panti asuhan kali ya kalau di sini,” ucap Melly.

Setelah itu, Melly bersama rekan-rekannya berangkat ke Kota Kilis lewat Konya. Dari kota berpenduduk 742.690 jiwa tersebut, mereka ke Ibu Kota Turki, Ankara, naik kereta. Kemudian, mereka melanjutkam perjalanan ke Kilis.

Di Kilis, ada dua penampungan, berupa camp dan kompleks rumah toko (ruko).

“Camp-camp buatan sana sih bagus ya, kayak rumah panggung, tapi dari besi atau aluminium gitu, bukan camp yang kayak Pramuka itu,” katanya.

“Itu satu camp diisi oleh enam orang–empat dewasa, dua anak. Empat dewasa ini juga bukan keluarga. Mereka enggak saling kenal tadinya. Anak-anaknya juga bukan anak-anaknya (bukan anak-anak biologis), ada yang kebawa sama tetangganya,” ujar Melly lagi.

Beberapa kilometer dari sana, terdapat tempat pengungsian yang lain. Bentuknya seperti ruko yang terbengkalai, tetapi tanpa pintu. Tempat tersebut disediakan oleh pemerintah Turki untuk para pengungsi Palestina.

“Nah itu juga ngenes ya karena enggak ada pintu. Kami saja nginep di hotel itu berpintu dan sebagainya, masih kedinginan banget. Di sana lagi dingin ekstrim, dua sampai tiva derajat ya, mereka harus bertahan hidup seperti itu,” kata Melly.

Kepada para pengungsi di Kilis, Melly Goeslaw dan rekan-rekannya memberi bantuan berupa alat pemanas, jaket, selimut, kaus kaki, sarung tangan, dan tempat tidur. Selain itu ada sembako dan sejumlah uang tunai.(kl/tn)