“Untuk menutupi hutang yang semakin membesar maka Jokowi juga menarik simpati rakyat dengan membuka pendaftaran PNS secara besar-besaran. Selain itu juga direncanakan akan memberikan dana segar kepada setiap pesantren sekitar Rp4 miliar,” jelasnya.
Diawal tahun 2018, sambung Pangi, Jokowi juga akan meluncurkan program yang mirip dengan Bantuan Lansung Tunai (BLT) seperti yang pernah dilakukan pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Selain itu, harga minyak yang sekarang naik juga akan diturunkan.
Bahkan bisa jadi harga Tarif Dasar Listrik (TDL) juga akan diturunkan sehingga rakyat akan semakin bersimpati terhadap Jokowi. “Semua itu dilakukan agar mendapat simpati dan bisa maju kembali di Pilpres 2019 mendatang,” paparnya.
Lebih lanjut Pangi mengatakan, untuk menaikkan elektabilitas, bisa jadi Jokowi akan menggandeng Prabowo atau Gatot Nurmantyo untuk menjadi wakilnya pada Pilpres 2019. Namun jika tidak dilakukan maka Jokowi bisa semakin ditinggalkan rakyat. Apalagi dengan nilai hutang yang semakin besar yang dimanfaatkan untuk membangun infrastruktur.
Badan Pusat Statistik (BPS) merilis bahwa jumlah pengangguran sampai Agustus 2017, mencapai 7,04 juta orang dari 128,06 juta orang angkatan kerja. Jumlah angkatan kerja ini bertambah 2,62 juta orang dibanding Agustus tahun lalu yang sebanyak 125,44 juta orang.
Jika dihitung lebih rinci lagi, pengangguran pada Agustus 2016 dari total angkatan kerja yang mencapai 125,44 juta orang, angka penganggurannya 5,61% atau 7,03 juta orang. Sedangkan pada Agustus 2017 jumlah angkatan kerja 128,06 juta dengan pengangguran 5,50% atau 7,04 juta orang.(kl/htc)