Melemahnya Daya Beli Rakyat, Pasar Lesu, dan Utang Meroket, Masih Mau 2 Periode?

Nilai rasio Indonesia sangat tinggi bila dibandingkan dengan rasio dari negara-negara sesama berpopulasi besar seperti China (4,9 persen), India (11,2 persen), Pakistan (12,9 persen), dan Bangladesh (4,7 persen) yang semuanya masih sangat aman.

Juga masih sangat tinggi bila dibandingkan dengan rasio dari negara-negara tetangga seperti Malaysia (4,9 persen), Vietnam (3,9 persen), Filipina (12,6 persen), Thailand (5 persen), Kamboja (6 persen), Myanmar (0,8 persen) dan Laos (12,9 persen).

“Sebaik-baiknya Presiden Jokowi dapat membereskan masalah-masalah makro dan mikro ekonomi ini dalam tempo kurang dari 1,5 tahun, sebelum Pilpres 2019 dihelat,” tutup Gede Sandra.

Batu Besar

Sementara itu Direktur Eksekutif Voxpol Center Reseach and Consulting,Pangi Syarwi Chaniago menegaskan, masalah ekonomi yang belakangan ini semakin merosot akan menjadi batu sandungan bagi pemerintahan Jokowi. Bahkan masalah ekonomi tersebut tidak hanya menjadi sandungan kecil atau kerikil tapi batu besar yang bakal menghambatnya menjadi Capres 2019 mendatang.

“Selama ini gencar membangun infrastruktur. Tapi hutang semakin membesar. Pembangunan infrastruktur juga tidak dirasakan rakyat kecil,” kata Pangi dihubungi terpisah, kemarin.

Menurutnya, bukti ekonomi semakin melemah adalah sulitnya lapangan pekerjaan untuk rakyat. Namun semua permasalahan tersebut ditutupi dengan pembangunan infrastruktur. Padahal pembangunan infrastruktur seperti jalan tol tidak dirasakan masyarakat bawah. Apalagi ketika jalan tol tersebut rampung dibangun juga akan dijual ke pihak swasta. Sehingga yang merasakan manfaat juga bukan rakyat bawah lagi.